Menu

Kamis, 18 Agustus 2011

Ramadhan dan Kemerdekaan

Ulang tahun kemerdekaan kali ini termasuk momen yang cukup langka. Kenapa?  soalnya bertepatan di bulan Ramadhan yang secara ga langsung juga ngegambarin momen proklamasi kemerdekaan RI yang jatuh pada tanggal 9 Ramadhan 66 tahun yg lalu. Harusnya, klo momen ini cukup langka, maka perayaannya pun harus istimewa tapi yang saya liat baik di pemerintahan maupun di media sendiri bahasan ttg kemerdekaan di bulan Ramadhan ini ga terlalu banyak diliatin (atau sayanya yg kurang tau ya?!).

Bicara ttg Ramadhan, ada satu opini yang sangat mengena bagi saya dari salah satu seniman di Bandung yang diungkapin sama Iwan Abdurachman di Metro TV lewat perenungannya itu Lelaki yang biasa disapa dengan Abah Iwan ini adalah pencipta lagu Mentari yang sangat berkesan dan cukup mempengaruhi kehidupan saya. Tentang ini, mudah2an bisa saya ceritain ya disini.. :) 

Kembali lagi ke Ramadhan dan kemerdekaan. Ungkapan yang sangat mengena itu adalah ketika beliau bilang bahwa bukan suatu kebetulan jika 17 Agustus 1945 ada di bulan Ramadhan dan bukan suatu kebetulan pula 17 Agustus 2011 juga jatuh di bulan Ramadhan yang suci dan mulia ini. Bulan Ramadhan mengajarkan kita untuk bersikap menghadapi suatu keprihatinan. Dari ungkapan tsb, jadi bikin
kita mikir juga klo kondisi bangsa kita saat ini emang penuh dgn keprihatinan. Mulai dari krisis pangan yg bikin kita negara kaya akan SDA-nya tapi malah lebih rajin impor pangan dr negara lain. Ditambah lagi jenjang sosial yang begitu jauh jaraknya yg bikin org2 miskin makin miskin dan orang2 kaya makin kaya. Dan yang paling parah adalah krisis moral yang bikin mayoritas orang2 yg punya 'jabatan' ga make hati nuraninya sehingga dengan mudahnya rajin memperkaya diri sendiri dan pintar menbolak-balikkan fakta. Abah Iwan pun mengusulkan agar kita selalu memakai sikap Ramadhan yg digambarkannya dgn sikap secara sadar dan sengaja di dalam keteguhan hati, kesabaran, dan martabat yang luhur utk tidak saling mencaci, tdk saling menghina, dan mengatasi kebaikan dan keburukan seseorang dengan penuh kesantunan. Wah, suatu sikap yg mulia bkn? klo stiap warga negara bisa berbuat seperti itu kayaknya negara kita bakal makmur, adil, sentosa ya. ^^

Satu hal lagi yang bikin saya merasa tersindir adalah ketika beliau mengatakan klo kemerdekaan itu merupakan hadiah dari Tuhan  yang Maha Kuasa yang harus kita syukuri. Hmm,bener banget. Kadang - kadang, kita sering merasa bahwa 17 Agustus adalah suatu ritual tahunan di mana kita merayakan kemerdekaan negara kita secara bersama-sama yang bikin kita semua yang biasanya ga terlalu ngeh sama kondisi bangsa ini tiba2 saja diingatkan kembali bahwa ini tanggal ulang tahun negara kita yang harus kita rayakan tanpa terlalu memperhatikan makna dari proses kemerdekaan itu sendiri. Apalgi ketika 17an ini, tanggapan masyarakat kita rata2 emang nunjukkin komen negatif ttg kemunduran negara ini. Misalnya aja udah 66 tahun , tapi negara kita ga berkembang malah ada yang bilang negara kita gagal. Korupsi dimana-mana. Pemerintahan ga bener. Rakyat banyak yg susah. Kenaikan harga2 dan biaya hidup, dsb. Hmm, ironis memang. Di saat negara lain yg merdekanya lbh telat dibandingin kita udah pada maju, kita yang udah setua 66 tahun malah makin mundur dalam berbagai aspek dan makin ga jelas arah pemimpin mau membawa kita kemana. 

Klo kita mau pake kacamata bersyukur seperti yang udah diungkapin abah Iwan di atas, tentunya bukan sekedar tanggapan itu yang kita keluarin. Kita mungkin bisa lebih memaknai perjuangan para pahlawan kemerdekaan jika kita bersyukur. Alhamdulillah kita hidupnya di zaman sekarang, bukan waktu era penjajahan. ga kebayang kita harus kuat ngeliat orang-orang yang kita sayangi pergi utk selamanya di hadapan kita. Belum lagi sikap penjajah yg semena-mena n ga pake hati nurani waktu memperlakukan kita. Huff, ga kebayang deh. Alhamdulillah kita ga perlu ngerasain semua itu untuk menikmati yang namanya kemerdekaan meskipun kemerdekaan yg qta rasain sekarang masih belum sempurna. Satu ungkapan kemerdekaan yg penuh syukur juga diungkapin sama Anies Baswedan - Rektor Universitas Paramadina. Beliau bilang klo ada alasan tersendiri kenapa kita bertetangga dengan negara Malaysia, Singapura, dan Australia. Hal itu akan menimbulkan sikap yang berbeda jika kita bertetangga dengan negara Srilanka, India, dan Pakistan. Hmm, iya,bener juga ya. Klo kita mau lebih banyak bersyukur pastinya banyak hal positif yang kita dapetin n kita bakal nemuin beribu alasan kenapa harus kita yang dilahirkan di Indonesia.

Jadi, selamat merenung dan bersyukur atas segala hadiah yang telah diberikan oleh-Nya di momen kemerdekaan di bulan Ramadhan ini,kawan.. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar