Menu

Senin, 26 November 2012

Mahalnya Sebuah Kejujuran



ini ceritanya repost tulisan beberapa tahun yg lalu yg baru2 ini ditemukan di laptop saya. Simak yuk :)
 
Lebaran kemarin keluarga saya menonton film special lebaran di salah satu tv swasta. Film itu adalah 3 Idiots yang udah ga diraguin lagi kualitas film ini oleh sebagian orang. Film ini merupakan film yang sangat menginspirasi karena di setiap adegannya banyak hikmah tersendiri yg dapat kita petik.

Dari sekian banyaknya adegan yang menceritakan kehidupan Rancho,dkk di dunia perkuliahannya, satu adegan yang sangat berkesan bagi saya untuk di-sharing-kan di sini adalah adegan yang ini:

“Anda terlalu polos. Kami tidak bisa menerima Anda untuk pekerjaan ini.”
“Baik,pak. Anda bisa menyimpan pekerjaan ini, dan saya akan menyimpan sikap saya ini karena saya sudah 25 tahun menjaga sikap ini sampai saya nyaris kehilangan 2 kaki saya.”
“Kalau begitu, Anda diterima.”
“Maksud Bapak?”
“ya, Anda diterima. Hampir semua orang yg melamar pekerjaan ini rela mengorbankan segalanya hanya untuk mendapatkan pekerjaan ini.”

Selasa, 13 November 2012

Kalah Sebelum Berperang

"kebanyakan diantara kita belum pernah mencoba SEKALI PUN | namun sudah menyerah ini berlaku pada banyak hal | bisnis, dakwah, menikah, dan kebaikan-kebaikan yang lainnya | banyak orang gagal bahkan sebelum mulai.."(Felix Siauw)

Berasa jadi pecundang. Mungkin itulah kata yang tepat menggambarkan perasaan seseorang yang mengalami hal di atas. Ia gagal bahkan sebelum memulainya. Apalagi kalau ternyata sebenarnya ia bisa melakukannya tapi karena rasa khawatir dan tidak percaya diri yang ia punya, maka ia pun tidak melakukannya. Ironis memang. Layaknya seorang laki-laki yang tidak jadi mengkhitbah seorang perempuan yang ternyata diam-diam mengagumi lelaki tersebut hanya karena ia tidak berani melangkah untuk melamarnya..

Hmm,sebenernya yang bakal dibahas disini bukan tentang lamaran tadi tapi tentang pengalaman saya yang merasa menjadi pecundang beberapa waktu lalu. Jadi gini ceritanya, saya pengen banget ikutan suatu lomba tentang paper di bidang perbankan syariah. Lomba ini diselenggarakan 2 kali setiap tahunnya. Kebetulan di tahun ini penyelenggaraannya berubah. Di semester awal namanya Forum Riset Perbankan Syariah (FRPS) tapi di penyelenggaraan yang semester akhir namanya Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah (FREKS). Sengaja berubah karena ingin memperluas bidang/topik paper yang ada biar mengakomodasi antusias peserta yang ngirimin papernya. Nah, nantinya beberapa paper terpilih sebagai finalis berhak untuk presentasi di acara puncak. Tahun ini tempatnya di Makassar dan Pekanbaru. Sebuah kesempatan yang sangat berharga karena tempatnya di luar Pulau Jawa (saya pribadi jarang ke luar Jawa soalnya.hehe)

Jumat, 09 November 2012

Profesionalisme Kerja Umar bin Khattab

Bercerita untuk meneladani kepemimpinan khalifah kedua ini, Umar bin Khatab, ga akan ada habisnya. Setelah qta diperlihatkan perjuangannya versi film selama Ramadhan kemarin,,kali ini saya pengen nge-share ulang kultweet ttg keteladanan beliau slama menjadi khalifah dari tweetnya @MES_Indonesia..simak ya..

1. Khalifah kedua, Umar bin Khattab, memimpin umat islam selama 10 tahun dan banyak sekali mencapai puncak prestasi 

2. Selama 10 tahun kepemimpinan, Umar berhasil membangun sebuah peradaban Islam yg akhirnya bs lebih besar dr Roma.

3. Umar banyak membuat perombakan2 di bidang ekonomi, sosial, politik, jurnalistik, dan moral masyarakat  

4. Sebelum kita bahas ttg pretasi Umar di bidang2 tsb, baiknya mari kita mengenal sosok khalifah ini secara personal 

5. Umar bin Khattab, seorang yg keras, berperawakan tinggi besar, dengan amarah yg mudah meledak (di satu sisi)  

Kamis, 08 November 2012

Hanya Tidak Ingin Terulang Lagi

"lebih baik jadi mantan orang salah daripada jadi mantan orang shaleh.." 

Begitulah kurang lebih quotes yang diucapkan oleh 'kembaran' saya (karena kita lahirnya di tanggal yang sama.hehe) sewaktu itikaf di mesjid bareng-bareng pada Ramadhan lalu. Sebuah kalimat sederhana tapi sangat mendalam artinya bagi saya pribadi.

Sebenernya kalimat tadi itu ngegambarin fenomena yang seringkali terjadi di kalangan aktivis dakwah terutama di masa transisi dari dunia sekolah ke kampus (untuk aktivis dakwah sekolah) dan dari kampus ke masyarakat (dunia kerja, rumah tangga, politik, dan ranah lainnya). Hakikatnya manusia yang beruntung itu ialah manusia yang lebih baik dari hari ke hari, tapi masih banyak orang-orang yang malah mengalami penurunan dalam hal apapun di keesokan harinya. Sama kayak fenomena ini. Ga sedikit para aktivis yang mengalami perubahan karakter (baik jadi lebih baik atau jadi lebih buruk) ketika memasuki dunia yang berbeda. 

Sejak masa putih abu, udah banyak contoh-contoh fenomena yang sering saya liat di sekitar saya. Seorang ketua ekskul pecinta alam yang identik dengan dunia hedonnya ketika di kampus malah menjadi ketua di salah satu departemen lembaga dakwah kampus. Sementara seseorang yang dulunya ketua rohis di sekolah malah terlibat kasus VMJ terang-terangan dan keluar dari barisan sejak masuk dunia kampus yang lebih heterogen. Ironis memang. Tapi ternyata pola tadi juga terjadi ketika memasuki masa transisi selanjutnya antara dunia kampus dengan dunia masyarakat tadi. Seseorang yang dulunya dibesarkan dan terjun di dunia entertainment saat ini malah berputar 180 derajat menjadi seorang pendiri komunitas khusus muslimah yang berhasil merangkul temen2nya di bidang entertainment tadi untuk lebih mengenal Islam dengan baik dan menjadi inspirator para remaja lainnya. Sementara seseorang yang dulunya ketua organisasi Islam kampus dan menjadi teladan di kampusnya saat ini malah (lagi-lagi) terbukti sedang menjalin hubungan dengan perempuan yang bukan mahramnya secara terang-terangan . Sungguh suatu hal yang bener-bener bikin kita sedih ngedengernya.

Rabu, 07 November 2012

Sebulan Menjadi Mahasiswa S2

Ga kerasa, ternyata udah sebulan saya menjalani perkuliahan di program Magister program Islamic Economic and Finance Universitas Trisaki. Banyak pengalaman baru yang saya alami dan pengen diabadikan disini. Simak yuk..

Awal mula saya memilih jalan ini setelah lulus kuliah sebenernya ga sengaja, dalam arti ga disiapin n direncanain jauh2 hari..Setelah berakhir di ujung tanduk tahapan seleksi salah satu bank syariah di Indonesia, saya pun mulai berpikir sejenak untuk meneruskan langkah saya selanjutnya hingga tiba2 terlintas di kepala untuk ngelanjut kuliah di S2. Bener-bener cuma nyeletuk aja. Tapi memang Allah Maha Kuasa ya. Lagi-lagi celetukan tersebut didengar-Nya dan dengan mudahnya Ia meyakinkan hati saya untuk melangkah ke sana. 

Terus kenapa saya ngambil di Trisakti? Selain karena kampus itu yg paling awal buka pendaftaran, biayanya juga cukup terjangkau. Sampe lulus kuliah total biayanya sekitar Rp30juta (termasuk murah untuk biaya kuliah pascasarjana). Kampus ini juga sudah memasuki angkatan ke-13 yg berarti termasuk kampus 'tertua' dalam program Ekonomi Islam selain kampus yang fokusnya dalam bidang keagamaannya aja (tanpa ada unsur ekonominya). Soalnya dosen2 yang ngajar disini juga jadi pengajar di kampus lain. Selain itu, pembayarannya juga bisa dicicil jadi ga menyulitkan para mahasiswanya :) Ditambah lagi adanya fasilitas coffee break (kopi dan teh seduh sendiri) dan ruang kelas yang nyaman (Full AC, meja ekslusif dan infokus + layar) jadi bisa bikin mahasiswanya lebih nyaman buat belajar :) Lokasinya di wilayah Mega Kuningan, kawasan yang identik dengan julukan "kawasan antarbangsa" karena banyaknya kedutaan besar di sekitar situ. Makanya ga usah heran klo kita ngeliat warga asing berkeliaran di sekitar sana (itung-itung latihan tinggal di luar negeri.hehe).