Menu

Kamis, 08 November 2012

Hanya Tidak Ingin Terulang Lagi

"lebih baik jadi mantan orang salah daripada jadi mantan orang shaleh.." 

Begitulah kurang lebih quotes yang diucapkan oleh 'kembaran' saya (karena kita lahirnya di tanggal yang sama.hehe) sewaktu itikaf di mesjid bareng-bareng pada Ramadhan lalu. Sebuah kalimat sederhana tapi sangat mendalam artinya bagi saya pribadi.

Sebenernya kalimat tadi itu ngegambarin fenomena yang seringkali terjadi di kalangan aktivis dakwah terutama di masa transisi dari dunia sekolah ke kampus (untuk aktivis dakwah sekolah) dan dari kampus ke masyarakat (dunia kerja, rumah tangga, politik, dan ranah lainnya). Hakikatnya manusia yang beruntung itu ialah manusia yang lebih baik dari hari ke hari, tapi masih banyak orang-orang yang malah mengalami penurunan dalam hal apapun di keesokan harinya. Sama kayak fenomena ini. Ga sedikit para aktivis yang mengalami perubahan karakter (baik jadi lebih baik atau jadi lebih buruk) ketika memasuki dunia yang berbeda. 

Sejak masa putih abu, udah banyak contoh-contoh fenomena yang sering saya liat di sekitar saya. Seorang ketua ekskul pecinta alam yang identik dengan dunia hedonnya ketika di kampus malah menjadi ketua di salah satu departemen lembaga dakwah kampus. Sementara seseorang yang dulunya ketua rohis di sekolah malah terlibat kasus VMJ terang-terangan dan keluar dari barisan sejak masuk dunia kampus yang lebih heterogen. Ironis memang. Tapi ternyata pola tadi juga terjadi ketika memasuki masa transisi selanjutnya antara dunia kampus dengan dunia masyarakat tadi. Seseorang yang dulunya dibesarkan dan terjun di dunia entertainment saat ini malah berputar 180 derajat menjadi seorang pendiri komunitas khusus muslimah yang berhasil merangkul temen2nya di bidang entertainment tadi untuk lebih mengenal Islam dengan baik dan menjadi inspirator para remaja lainnya. Sementara seseorang yang dulunya ketua organisasi Islam kampus dan menjadi teladan di kampusnya saat ini malah (lagi-lagi) terbukti sedang menjalin hubungan dengan perempuan yang bukan mahramnya secara terang-terangan . Sungguh suatu hal yang bener-bener bikin kita sedih ngedengernya.


Fenomena-fenomena tadi semakin meyakinkan kita bahwa Allah memang Ahli Pembolak-Balik Hati Manusia. Ga ada yang pernah tau apa yang bakal terjadi pada diri seseorang esok hari (QS Luqman : 34). Ia mungkin hari ini berada di lingkungan dakwah tapi ga ada yang ngejamin esok hari ia masih berada di tempat yang sama. Begitupun sebaliknya. Apalagi ketika memasuki dunia masyarakat yang jauh lebih heterogen karena kita akan ketemu sama orang-orang dengan jarak karakter yang berbeda jauh satu sama lain. Di satu sisi kita sering ketemu sama mereka yang ahli ibadah sunnah tapi ga sedikit di sekitar kita yang masih bolong-bolong buat shalat 5 waktu. Di satu sisi ia mungkin baru mengenal Islam tapi ia sudah begitu konsisten untuk melakukan amal-amal harian yang kecil sementara di sisi lain kita bisa ketemu sama orang yang telah lama berada dalam lingkungan yang terjaga tapi amalannya masih kalah jauh dibandingkan dengan orang yang baru belajar Islam. :(

Kondisi tadi juga bisa jadi refleksi buat kita. Setelah memasuki dunia pascakampus dimanakah letak posisi kita? menjadi orang yang lebih baik atau malah semakin buruk? Masih memegang idealisme yang dulu kita pegang atau malah semakin terbawa arus masyarakat sekitar? Wallahualam. Semuanya tergantung kondisi kita masing-masing. Satu yang pasti. Ketika kita memasuki dunia masyarakat, maka tantangan yang kita peroleh juga semakin besar dan tak terduga sehingga menuntut keistiqomahan dan peningkatan kapasitas diri kita. Yang tadinya cuma ngurusin satu departemen dengan 5 orang anggota mungkin sekarang udah harus bertanggungjawab untuk megang satu komunitas yang terdiri dari ratusan orang. Yang dulunya cuma berkutat di kota Bandung yang adem ayem sekarang harus lebih struggle dengan kondisi lingkungan yang berada di pedalaman hutan atau di tengah-tengah kota di negara yang berbeda. Dan masih banyak lagi tantangan lainnya.

Oleh karena itu, keistiqomahan emang jadi suatu keniscayaan. Sehebat-hebatnya seseorang yang berprinsip akan ada sosok setan yang terus menjadikan indah suatu keburukan itu di hadapan manusia. Makanya ga sedikit orang-orang yang berprinsip tadi malah tergelincir dengan fenomena di atas. Teknologi yang dipake manusia aja sekarang udah serba canggih apalagi di dunia mereka,kawan. Begitu mudahnya mereka  menghiasi kejahatan dan menampakkan keburukan dengan bentuk kebaikan di hadapan kita. Hal-hal yang buruk menurut kita hari ini bisa aja mereka sulap jadi suatu hal yang baik di mata kita suatu hari nanti. Kemaksiatan yang dulunya kita hindari bisa jadi malah kita lakuin suatu hari nanti kalau kitanya ga punya n ga mau memperkuat benteng keimanan kita biar semakin kokoh dan kebal dari perangkat-perangkat setan tadi. 

Jadi, selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan mengistiqamahkan diri kita yuk..Kalau lagi ngerasa sendiri,,yakinlah dimanapun kita berada n sejauh apapun kita bentuk perjuangannya masih sama yaitu berjuang melawan diri sendiri untuk terus mendekatkan diri pada-Nya di tengah lingkungan yang mungkin belum kondusif. Sama-sama saling mendoakan juga ya biar bisa terus berjuang untuk meningkatkan grafik iman dan berkumpul di negeri akhirat nanti..Semoga terus diistiqomah-kan dimanapun n apapun peran kita..amiin.. ukhibukumfillah :)

Quotes :

"Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS Luqman : 34)

" Katakanlah, “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An-Nas : 1-6)

"Iblis berkata : "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.." (QS Al - Hijr : 39)

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : 'Tuhan kami ialah Allah', kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) : 'Janganlah kamu merasa takut dan jangalah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.." (QS Fussilat : 30)

"Ya Muqallibal qulub tsabit qalbi 'ala diinik.. Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku bersama agama-Mu.."

"Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa dalam taat padaMu,
telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari'atMu,
Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya..
Kekalkanlah cintanya, Tunjukilah jalan-jalannya,

Penuhilah hati-hati kami dengan cahayaMu yang tiada pernah pudar,
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan keindahan bertawakal kepadaMu,
Nyalakanlah hati kami dengan berma'rifat kepadaMu,
Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu,
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong..
Ya Allah..Amiin. Sampaikanlah kesejahteaan pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan.." (Doa Rabithah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar