Menu

Sabtu, 29 Desember 2012

2 : #perjuangan #impian #keluarga #bulutangkis #Indonesia



“ini Bulutangkis, dan ini Indonesia, di mana impian dibawa ke dunia nyata”

Begitulah kalimat awal di halaman belakang novel ini yang menjadi tema utama dari seluruh cerita di dalamnya. Sebenernya terbitnya buku keduanya Donny Dirgantoro ini udah cukup lama, tapi karena baru-baru ini film 5 cm jadi topic utama para remaja Indonesia, maka makin banyak aja yang penasaran sama novel selanjutnya.

Bagi saya pribadi, tema kedua buku tersebut sama tapi sudut pandang dan eksekusinya yang beda. Sama-sama punya banyak quotes2 keren yang bisa jadi bahan renungan kita, sama-sama punya judul yang sangat singkat tapi dalem maknanya, dan sama-sama punya tema besar tentang impian dan Indonesia. Bedanya, kalau di buku 5 cm, novelnya dipenuhi sama potongan lagu dan quotes dari film2 favorit mereka berlima, di buku 2 ini banyak quotes dari sang pengarang sendiri di awal pembuka setiap bab. Klo di 5 cm, ceritanya tentang perjuangan meraih mimpi diantara persahabatan para tokoh utama, di buku kedua ini perjuangannya tentang seorang anak yang dipenuhi kasih sayang keluarganya. Jika kita banyak terkesima dengan alam Indonesia, khususnya jalur track menuju puncak Mahameru di buku pertama. Maka di buku kedua kita akan menemukan cerita perjuangan para atlet bulutangkis yang dapat menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia. Keduanya juga punya kisah tentang tragedy menjelang reformasi yang jadi suatu pelajaran berharga bagi para tokoh utama di novel tersebut.
Secara umum, kelima hastag yg jadi judul tulisan ini cukup mewakili tema dari novel ‘2’. Donny Dirgantoro berhasil menggambarkan perjuangan meraih mimpi tokoh utama di buku ini, yaitu Gusni, seorang perempuan yang memiliki impian untuk terus hidup dan membahagiakan orangtuanya di tengah penyakitnya yang dapat menjadi keterbatasan umur yang ia punya. Didukung oleh keluarganya yang penuh kasih sayang, Gusni berhasil melakukan hal-hal luar biasa yang dapat menjadi inspirasi orang-orang di sekitarnya. Bukan hanya orang-orang terdekatnya tetapi juga tanah air ia berdiri yaitu, Indonesia.

Meskipun alur ceritanya terkesan lambat dan ada yang sengaja dipanjang-panjangin (contohnya sewaktu masa SD-nya Gusni), banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari novel ini. Ada hal baru yang saya dapetin disini terutama mengenai sudut pandang seorang ayah sebagai tulang punggung keluarga dan ujung perisai dari setiap keluarga. Seperti ini contoh kutipan tentang peran seorang ayah bagi anak :

“Tidak ada yang lebih menyakitkan waktu aku ingat Papa menangis di depan rumah..Bayangin rumah kamu sendiri, kamar kamu, pakaian kamu, semua yang kamu punya tiba-tiba hilang begitu saja tanpa bekas,..tapi saat lihat Papa nangis baru akau sadar ada yang lebih menyakitkan lagi dari kehilangan itu semua, mimpi dan cita-cita keluarga aku ternyata juga hilang pagi itu…”

Ditambah lagi pernyataan seorang ayah yang diungkapkan berikut ini, bikin kita makin sadar bahwa di balik sikap tegas dan galaknya ayah kita, mereka begitu menyayangi keluarganya :’)

“Saya terus berusaha setiap hari untuk Gusni, Gita, dan Mamanya. Sebagai laki-laki saya punya semuanya, cobaan ini punya saya. Saya harus ada bersama cobaan ini, berdiri di depan untuk keluarga saya. Setelah ibu saya, saya punya tiga wanita yang sangat saya cintai..dan Bapak pasti tahu rasanya dicintai kembali oleh mereka, sepenuh kita mencintai mereka, tidak ada anugerah lebih besar dari itu semua buat seorang laki-laki..”

Selain kutipan di atas, banyak lagi ungkapan kasih sayang keluarga Gusni dan orang-orang terdekatnya yang bikin kita semakin sadar juga bahwa peran mereka begitu berarti dalam kehidupan kita.

Puncak dari cerita ini tentunya sesuai dengan kutipan di atas tentang perjuangan meriah mimpi seorang Gusni untuk bulutangkis Indonesia. Di sini cerita tentang pertandingan bulutangkis begitu detail dan sangat deskriptif menggambarkan setiap game yang terjadi dalam novel tersebut. Donny berhasil menggambarkan sisi lain bulutangkis Indonesia dari kacamata para pemain dan pelatih di dalamnya dan apa dampak perjuangan mereka bagi bangsa Indonesia.

Secara keseluruhan, buku ini recommended buat dibaca dan jadi salah satu tema yang unik yang mengingatkan kejayaan bulutangkis Indonesia yang mulai berkurang. Meskipun ada yang bilang kalau bahasa pada novel ini terkesan berlebihan, tapi makna setiap katanya mampu meberi inspirasi tersendiri buat para pembacanya. Selamat menikmati J

“Jangan pernah meremehkan kekuatan seorang manusia karena Tuhan sedikitpun tidak pernah” (2 – Donny Dirgantoro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar