“ini Bulutangkis, dan ini
Indonesia, di mana impian dibawa ke dunia nyata”
Begitulah
kalimat awal di halaman belakang novel ini yang menjadi tema utama dari seluruh
cerita di dalamnya. Sebenernya terbitnya buku keduanya Donny Dirgantoro ini
udah cukup lama, tapi karena baru-baru ini film 5 cm jadi topic utama para
remaja Indonesia, maka makin banyak aja yang penasaran sama novel selanjutnya.
Bagi
saya pribadi, tema kedua buku tersebut sama tapi sudut pandang dan eksekusinya
yang beda. Sama-sama punya banyak quotes2 keren yang bisa jadi bahan renungan
kita, sama-sama punya judul yang sangat singkat tapi dalem maknanya, dan
sama-sama punya tema besar tentang impian dan Indonesia. Bedanya, kalau di buku
5 cm, novelnya dipenuhi sama potongan lagu dan quotes dari film2 favorit mereka
berlima, di buku 2 ini banyak quotes dari sang pengarang sendiri di awal
pembuka setiap bab. Klo di 5 cm, ceritanya tentang perjuangan meraih mimpi
diantara persahabatan para tokoh utama, di buku kedua ini perjuangannya tentang
seorang anak yang dipenuhi kasih sayang keluarganya. Jika kita banyak terkesima
dengan alam Indonesia, khususnya jalur track menuju puncak Mahameru di buku
pertama. Maka di buku kedua kita akan menemukan cerita perjuangan para atlet
bulutangkis yang dapat menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia. Keduanya
juga punya kisah tentang tragedy menjelang reformasi yang jadi suatu pelajaran
berharga bagi para tokoh utama di novel tersebut.
Secara
umum, kelima hastag yg jadi judul tulisan ini cukup mewakili tema dari novel
‘2’. Donny Dirgantoro berhasil menggambarkan perjuangan meraih mimpi tokoh
utama di buku ini, yaitu Gusni, seorang perempuan yang memiliki impian untuk
terus hidup dan membahagiakan orangtuanya di tengah penyakitnya yang dapat
menjadi keterbatasan umur yang ia punya. Didukung oleh keluarganya yang penuh
kasih sayang, Gusni berhasil melakukan hal-hal luar biasa yang dapat menjadi
inspirasi orang-orang di sekitarnya. Bukan hanya orang-orang terdekatnya tetapi
juga tanah air ia berdiri yaitu, Indonesia.
Meskipun
alur ceritanya terkesan lambat dan ada yang sengaja dipanjang-panjangin
(contohnya sewaktu masa SD-nya Gusni), banyak pelajaran yang bisa kita ambil
dari novel ini. Ada hal baru yang saya dapetin disini terutama mengenai sudut
pandang seorang ayah sebagai tulang punggung keluarga dan ujung perisai dari
setiap keluarga. Seperti ini contoh kutipan tentang peran seorang ayah bagi
anak :
“Tidak ada yang lebih menyakitkan
waktu aku ingat Papa menangis di depan rumah..Bayangin rumah kamu sendiri,
kamar kamu, pakaian kamu, semua yang kamu punya tiba-tiba hilang begitu saja
tanpa bekas,..tapi saat lihat Papa nangis baru akau sadar ada yang lebih
menyakitkan lagi dari kehilangan itu semua, mimpi dan cita-cita keluarga aku
ternyata juga hilang pagi itu…”
Ditambah
lagi pernyataan seorang ayah yang diungkapkan berikut ini, bikin kita makin
sadar bahwa di balik sikap tegas dan galaknya ayah kita, mereka begitu
menyayangi keluarganya :’)
“Saya terus berusaha setiap hari
untuk Gusni, Gita, dan Mamanya. Sebagai laki-laki saya punya semuanya, cobaan
ini punya saya. Saya harus ada bersama cobaan ini, berdiri di depan untuk
keluarga saya. Setelah ibu saya, saya punya tiga wanita yang sangat saya
cintai..dan Bapak pasti tahu rasanya dicintai kembali oleh mereka, sepenuh kita
mencintai mereka, tidak ada anugerah lebih besar dari itu semua buat seorang
laki-laki..”
Selain
kutipan di atas, banyak lagi ungkapan kasih sayang keluarga Gusni dan
orang-orang terdekatnya yang bikin kita semakin sadar juga bahwa peran mereka
begitu berarti dalam kehidupan kita.
Puncak
dari cerita ini tentunya sesuai dengan kutipan di atas tentang perjuangan
meriah mimpi seorang Gusni untuk bulutangkis Indonesia. Di sini cerita tentang
pertandingan bulutangkis begitu detail dan sangat deskriptif menggambarkan
setiap game yang terjadi dalam novel tersebut. Donny berhasil menggambarkan
sisi lain bulutangkis Indonesia dari kacamata para pemain dan pelatih di
dalamnya dan apa dampak perjuangan mereka bagi bangsa Indonesia.
Secara
keseluruhan, buku ini recommended buat dibaca dan jadi salah satu tema yang
unik yang mengingatkan kejayaan bulutangkis Indonesia yang mulai berkurang.
Meskipun ada yang bilang kalau bahasa pada novel ini terkesan berlebihan, tapi
makna setiap katanya mampu meberi inspirasi tersendiri buat para pembacanya.
Selamat menikmati J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar