Menu

Senin, 28 November 2011

1 Muharram 1433 H : Musyawarah Anggota VII (1)

“Satu lagi keputusan tersulit yang harus diambil oleh kami sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di lembaga dakwah kampus ini…”

1 Muharram..
Tanggal yang menjadi titik awal perjalanan hijrah Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya yang kelak akan menjadi penentu perubahan bagi Islam di kemudian hari..
Tanggal ini juga yang menjadi titik akhir dari kepengurusan 2009 dalam mengemban amanah untuk menjaga tongkat estafet dakwah yang harus segera diberikannya kepada jiwa – jiwa yang penuh semangat baru agar dapat mengembangkan potensinya di jalan ini, angkatan 2010..

Sebuah momen yang sangat tepat untuk berubah. Dalam hal ini, tentunya perubahan regenerasi kepengurusan di LDK kampus saya, Assalam Polban. Setelah melalui proses perencanaan dgn berbagai tantangan di dalamnya, Alhamdulillah agenda ini pun berhasil dijalankan dengan lancar meskipun cukup alot juga karena kritisnya tanggapan-tanggapan dari peserta Musyawarah Anggota (Musang) ke 7 ini. Secara umum, agenda ini terdiri dari 3 bagian, yaitu perubahan dasar – dasar organisasi ini (AD/ART, GBHK, dan GBPK),  pertanggungjawaban kepengurusan angkatan 2009, dan pemilihan ketua Assalam dan ketua Dewan Pertimbangan Assalam yg baru (semacam legislatifnya).

Secara keseluruhan saya sangat menikmati setiap detik yang berlalu dalam agenda ini. Dibuka dari tilawah dan sambutan dari ketua pelaksana dan ketua umum Assalam yang menyampaikan tausiyahnya tentang tahun baru Islam dan hijrah. Disambung lagi dengan pemilihan presidium dan pembacaan tata tertib yang diselingi dengan koreksi dan kritikan dari para peserta sidang. Lalu dilanjutkan dengan revisi AD/ART sampai GBPK yang berlangsung selama setengah hari dan sangat ngaret dari waktu yang telah direncanakan. Wajar, kawan. Untuk sepakat dalam satu bahasan saja perlu berbagai pertimbangan dan masukan serta pemilihan redaksional kata yang tepat agar tidak multitafsir dan dipahami oleh berbagai pihak. Momen – momen seperti ini juga mengingatkan energi saya 2 tahun yang lalu ketika disibukkan dengan agenda besar legislatif himpunan untuk menyiapkan Amandemen AD/ART secara besar-besaran yg memakan waktu setengah semester hingga akhirnya bisa disahkan dengan lancar. Untuk hal ini, mungkin bisa saya ceritain di lain waktu ya :) 

Kembali ke Musang. Pembahasan mengenai dasar-dasar keorganisasian ini mengingatkan kami semua bahwa selama kami menjalankan amanah dakwah di kampus ini begitu banyak hal yang belum kami pahami dan harus kita luruskan agar tujuan dari para pendiri UKM ini dapat tercapai. Saya pun semakin sadar bahwa PR kita semua untuk memajukan dakwah kampus ini begitu banyak dan butuh strategi yang matang untuk dapat memperjuangkan dan memperbaikinya.


Setelah agenda pertama selesai, agenda yang ditunggu – tunggu sebagian peserta sidang pun dimulai juga. Pertanggungjawaban kepengurusan untuk mengevaluasi kinerja kepengurusan selama periode berjalan yang akan menjadi acuan generasi berikutnya untuk berjuang di medan ini pun segera dimulai setelah Shalat Isya. Pengurus inti (penguin) yang semula belum terlihat pun mulai berdatangan satu per satu untuk mempertanggungjawabkan kepengurusan mereka. Secara umum, ketika melihat laporan mereka di atas kertas, kinerja kepengurusan 2009 ini udah bagus. Banyak sekali peningkatan yang mereka lakukan dibandingkan dengan angkatan kami, 2008. Bahkan, ada kinerja salah satu departemen yang membuat saya terkagum-kagum dan salut dengan peningkatan pencapaian mereka.

Ketika LPJ berlangsung, selain pembacaan laporan mereka selama 1 tahun kepengurusan, mereka juga mengungkapkan perncapaian dan penilaian dari masing-masing kepala departemen terhadap fungsi dari departemen yang mereka pegang. Ada yang ngungkapin mimpi-mimpinya di dept itu, ada pula yang mengemukakan pencapaian mereka, dan ada juga yang mengungkapkan hambatan yang mereka alami selama ini.  Di samping itu, yang menarik adalah sewaktu ketua umum membacakan LPJnya. Di situ diungkapkan mengenai visi misi kepengurusan mereka dan pencapaian terhadap visi misi tersebut.

Setelah sesi tanya jawab berakhir, maka agenda terakhir pun dilanjutkan. Jam 10 malem presentasi calon ketua Assalam pun dimulai. Bisa dibilang ini pertama kalinya (yg saya ikutin), presentasi caka Assalam semalem itu. Sayangnya masih banyak yg belum paham klo presentasi ini tuh bukan seperti screening calon ketua himpunan yg berlangsung malem2 n penuh dengan tekanan, jadinya baru 2 orang yg presentasi visi misi n prokernya, acara pun dihentikan. Karena semakin malem itu suasana makin ga kondusif jadi seluruh peserta sidang diharapkan meningkatkan ruhiyahnya dengan shalat malam dan tilawah quran agar sesi presentasi berikutnya berjalan dengan lancar dan diberi kejernihan pikiran dalam memutuskan ketua terpilih. Selama masa break itu, kami pun beres-beres dan meningkatkan ruhiyah kami diselingi dengan obrolan ringan tapi mendalam seputar calon ketua DPA yang disarankan oleh masing-masing pengurus untuk dipertimbangkan oleh DPA nantinya.

Keesokan harinya,setelah shalat Subuh, kami berkumpul lagi di ruang sidang. Agenda kembali dilanjutkan dengan suasana yang lebih kondusif, pertanyaan-pertanyaan yang lebih cerdas, dan komunikasi yang baik antara calon ketua dengan para peserta sidang. Setelah 3 calon sisanya selesai memberikan presentasinya, peserta sidang berdiskusi untuk menyampaikan pandangan umumnya dalam menilai para calon ketua. Dari 5 orang calon terpilih, 2 orang diantaranya tidak mungkin dipilih karena terhambat faktor dukungan orang tua. Jadinya kami fokus pada penilaian 3 calon yg memungkinkan untuk terus maju.
 
Berbagai masukan pun telah diterima. Setelah itu, para peserta sidang dipersilahkan untuk beres-beres dan makan sambil menunggu syuro DPA dalam memutuskan 3 hal utama di musang tsb yaitu penentuan penerimaan LPJ kepengurusan, Ketua Assalam 2010, dan Ketua DPA 2009. Syuro yang direncanakan selama 1 jam itu ternyata belum bisa diselesaikan tepat waktu karena diskusi yang sangat alot dan penuh pertimbangan untuk perbaikan generasi pejuang dakwah kampus di Assalam ke depannya. Penentuan ketua DPA yang diperkirakan lebih mudah untuk diselesaikan ternyata membutuhkan pertimbangan yang lebih mendalam dibandingkan dengan pemilihan ketua Assalam 2010.

....to be continued.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar