Menu

Rabu, 04 Juli 2012

Ikhwan Rupin Itu Kini Telah Pergi


“Kaget banget dapet kabar klo ada anak Polban yang ditemukan meninggal di kosan”
Begitulah isi tweet salah seorang temen saya di timeline twitter. Saya yang ngebacanya pun ikutan shock juga. Selama hampir 4 tahun saya kuliah disana, baru kali ini saya ngedenger kasus yang mirip kisah detektif ini.

Beberapa jam kemudian, saya semakin kaget karena berita tsb semakin jelas informasinya. Apalagi sosok korban di atas semakin jelas dan ternyata satu UKM dengan saya. Informasi via sms yang saya dapatkan tersebut menyatakan bahwa korban itu ialah mahasiswa Aero 2011, anggota Assalam yang ditemukan meninggal karena TBC dan diprediksi telah lbh dari 2 hari meninggalnya saat ditemukan di TKP..Innalillahi wa innailaihi raji’un..Semakin miris dan sedih saya merasakannya. Tak pernah terpikirkan bahwa akan ada sosok mahasiswa yang ditakdirkan untuk dipanggil oleh-Nya di kosan dan baru ditemukan beberapa hari kemudian. Saya pribadi sempat cemas dan khawatir karena memikirkan kemungkinan almarhum ditemukan dalam kondisi tersebut karena teman2 kosannya udah pada mudik (kondisi saat itu bertepatan dengan hari libur kuliah) dan tidak ada yang sempat merawat atau membantunya di kala almarhum sakit menjelang kepergiannya.

Esok harinya, informasi yang didapatkan pun semakin lengkap dan jelas. Ternyata almarhum bukanlah mahasiswa biasa. Menurut testimoni yang pertama kali saya baca, almarhum merupakan sosok yang mampu menempatkan perannya dengan seimbang..Meskipun Allah cuma memberinya kesempatan utk berkarya di bangku kuliah selama 1 tahun, namun 1 tahun tersebut telah ia pergunakan dengan sebaik-baiknya. Di akhir hayatnya tersebut, Alm berhasil menorehkan prestasi di bidang akademisnya dengan IPK 3,95 –sebuah nilai yang sangat jarang didapatkan untuk mahasiswa teknik-.. Bukan hanya itu, beliau juga telah berkontribusi dengan baik di bidang kemahasiswaan sebagai anggota PSDM Bema Polban dan aktif di UKM Assalam serta memiliki semangat dakwah yang tinggi yang telah ia tularkan pada teman2nya. Bahkan, di akhir usianya, Alm harus melepaskan amanahnya sebagai Ketua PPKK (Ospek Polban) 2012 yang harus ia tinggalkan karena waktu yang membawanya pergi..

[In Memoriam-Alm Ujang Wahyudi Aero'11, Kader LDK Assalam, Staff PSDM BEMA POLBAN]

" Ujang Wahyudin meninggalkan kita dengan jejak prestasi yang cemerlang, semoga bisa menjadi contoh untuk yang lain. Beliau telah membuktikan tidak ada dualisme antara akademik dan organisasi (aktivis bem,rohis, LDK, Ketua PPKK dengan IPK 3,95)..." Mudah-mudah seluruh amal ibadahnya di terima oleh Allah SWT dn di Ampuni Seluruh kesalahan2nya.. Amin ya robbal 'aalamiin.. Khushushon 'ala Ujang Wahyudin Bin Fulanah. " AllohumaghfirlaHu warhamHu Wa'aafiHi wa'fu 'anHu

Bandung, 1 Juli 2012



Sebenarnya, prestasi dan karya yang pernah Alm tinggalkan tsb jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang saya tuliskan disini. Sosok lebih mendalam dapat teman2 baca pada tulisan ini. Yang akan saya bahas disini adalah hikmah dan inspirasi yang dapat kita ambil dari sosok seorang Ujang Wahyudin yang telah membuat Polban berduka pada 1 Juli 2012 lalu.

Dari segi prestasi yang telah disebutkan di atas, saya pribadi merasa malu dan kagum dengan sosok almarhum. Hal ini menjadi sebuah renungan bagi saya. Jika almarhum yang baru 1 tahun mewarnai almamater Polban telah meninggalkan jejak yang begitu berarti bagi teman-teman dan lingkungannya serta menginspirasi orang-orang yang belum mengenalnya sekalipun, bagaimana dengan saya dan teman2 saya yang hampir 4 tahun telah diberi kesempatan untuk berkuliah di kampus ini bahkan tinggal melewati Sidang TA dan Wisuda? Apa saja kontribusi yang telah kami tinggalkan? Rasanya masih lebih banyak prestasi dan kontribusi yang telah almarhum berikan dibandingkan dengan kami semua. :(

Kalau boleh jujur, ketika saya membandingkan diri saya sewaktu berada pada kondisi almarhum saat ini (di akhir tingkat 1), kualitas diri saya tidak lebih baik dari kualitas diri almarhum. Ketika itu, dari sisi akademis, Alhamdulillah saya telah berhasil meraih IPK dengan hasil yang sangat memuaskan, Namun, dari segi kontribusi dan organisasi, saya masih kalah jauh dengan Alm. Saya hanya aktif di legislatif himpunan. Untuk mewarnai keseluruhan himpunan, ketika itu saya masih belum mampu, apalagi setingkat kampus. Ditambah lagi, saya memang memilih untuk aktif di internal himpunan dan tidak bergabung dengan kemahasiswaan pusat di tingkat Kema, meskipun dulu sempat mendapatkan tawaran tersebut. Dari sisi organisasi dakwah juga berbeda. Kesamaannya mungkin hanya sama-sama dulunya aktivis dakwah sekolah. Namun, almarhum telah mantap untuk berkontribusi di dunia dakwah kampus. Sementara saya ketika itu masih fokus di dakwah sekolah dan memilih untuk pasif di dakwah kampus. Saya baru benar-benar aktif di dakwah kampus ketika diamanahi menjadi Penguin di tingkat 2. Benar-benar berbeda,,dan membuat saya semakin malu ketika menyadarinya. Padahal jarak angkatan kami hanya 3 angkatan. Alm berada di awal dunia perkuliahan dan saya berada di akhir dunia perkuliahan, tapi sepertinya banyak hal yang harus saya perbaiki untuk memiliki akhlak dan keteladanan seperti almarhum.

Setelah dicari tau lagi informasi tentang almarhum,ada satu hal menarik yang baru saya sadari. Ternyata sewaktu awal perkuliahan dulu, saya pernah berinteraksi dengan almarhum ketika angkatan 2008 menyelenggarakan Musyawarah Angkatan (Musang 2011). Ketika itu, saya menjadi PJ peserta dan panitia kegiatan tersebut sehingga mereka yang telat hadir harus menghubungi saya yang menjadi contact personnya untuk didata ulang. Orang pertama yang meminta izin untuk datang telat ialah ikhwan yang aktif di Rumah Pintar Kema Polban sehingga harus mengurus kegiatan tersebut karena jadwalnya bentrok dengan acara Musang. Karena saya belum mengetahui nama aslinya, saya pun mencatatnya di buku catatan saya dengan sebutan “Ikhwan Rupin”. Setelah itu, beberapa orang lainnya pun menyusul mengabarkan permohonan izinnya untuk datang terlambat di Musang ini.

catetan saya ketika itu..
 Beberapa saat kemudian, Ikhwan Rupin ini menghubungi saya kembali untuk menanyakan teknis kegiatan Musang (klo ga salah). Dari situlah, beliau memperkenalkan nama aslinya karena harus didata ulang sesuai dengan nama dan angkatannya. Saya pun langsung mencoret nama “Ikhwan Rupin” menjadi “Ujang Wahyudin 2011”. Ketika itu, saya memang tidak tahu siapa sosok beliau karena hanya berinteraksi dengan beberapa orang tertentu yang berkoordinasi langsung dengan saya, perwakilan 2008. Namun, setelah kejadian ini, dan ketika membuka catatan organisasi saya kembali,,saya semakin terkejut melihat bahwa almarhum ternyata pernah menjadi peserta Musang, suatu acara yang 2008 selenggarakan. Padahal selama ini, kami dari 2008 sendiri tidak mengenali langsung anggota2 2011 karena konsentrasi kami di Tingkat Akhir dan dunia wirausaha serta pekerjaan bagi sebagian dari kami.

Kisah tersebut tentunya menjadi suatu inspirasi dan kisah yang berkesan buat kita semua yang telah ditinggalkannya. Dari cerita di atas, dapat dilihat bahwa Alm memang sosok yang bertanggung jawab. Alm menghormati kebijakan atau aturan dari suatu acara atau organisasi tertentu. Meskipun baru menjadi anggota (dan mungkin juga sebagai panitia teknis bersama teman2 2011nya), Alm memberikan kabar kepada panitia atas ketidaktepatwaktunya untuk hadir. Sementara kita, mungkin seringkali meremehkan hal tersebut, sengaja atau tidak sengaja untuk tidak memberikan kabar kepada panitia jika tidak bisa hadir (atau telat) pada acara yang mengundang kita (meskipun hanya menjadi peserta) padahal di saat yang sama para panitia kebingungan dengan minimnya peserta yang hadir di acara mereka.

Itulah sedikit kisah yang saya alami dengan kehadiran Alm. Memang hanya satu kisah, tapi sangat berkesan dan menginspirasi untuk kita semua. Kepergian Alm telah memberikan berbagai pelajaran bagi kita. Beliau membuktikan pernyataan Mario Teguh yang mengungkapkan bahwa “kepribadian seseorang yang sebenarnya itu terlihat ketika ia telah meninggalkan dunia itu”..dan memang seperti itulah kepribadian Alm yang terungkap di hadapan kita, sosok mahasiswa teladan yang penuh prestasi serta memiliki akhlak dan keteladanan yang luar biasa. Semoga kita pun bisa mencontoh sikap dan jejak karya yang telah ditinggalkan oleh Alm. Benar kata temannya yang mengatakan bahwa meskipun raganya telah pergi, namun jiwanya masih tetap menghidupi orang-orang yang masih ada di dunia ini. Dan semoga saat kita pergi nanti, kita pun bisa seperti beliau,,mampu menginspirasi orang-orang hingga kepada orang yang belum pernah mengenalnya sekalipun semasa hidupnya..Amiin..

dedicated to Alm. Ujang Wahyudin, calon penerus bangsa yang sangat dicintai-Nya sehingga dipanggil oleh-Nya dalam usia yang begitu muda..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar