“Kaget banget dapet kabar klo ada
anak Polban yang ditemukan meninggal di kosan”
Begitulah isi tweet salah seorang
temen saya di timeline twitter. Saya yang ngebacanya pun ikutan shock juga.
Selama hampir 4 tahun saya kuliah disana, baru kali ini saya ngedenger kasus yang
mirip kisah detektif ini.
Beberapa jam kemudian, saya
semakin kaget karena berita tsb semakin jelas informasinya. Apalagi sosok
korban di atas semakin jelas dan ternyata satu UKM dengan saya. Informasi via
sms yang saya dapatkan tersebut menyatakan bahwa korban itu ialah mahasiswa
Aero 2011, anggota Assalam yang ditemukan meninggal karena TBC dan diprediksi
telah lbh dari 2 hari meninggalnya saat ditemukan di TKP..Innalillahi wa
innailaihi raji’un..Semakin miris dan sedih saya merasakannya. Tak pernah
terpikirkan bahwa akan ada sosok mahasiswa yang ditakdirkan untuk dipanggil
oleh-Nya di kosan dan baru ditemukan beberapa hari kemudian. Saya pribadi
sempat cemas dan khawatir karena memikirkan kemungkinan almarhum ditemukan
dalam kondisi tersebut karena teman2 kosannya udah pada mudik (kondisi saat itu
bertepatan dengan hari libur kuliah) dan tidak ada yang sempat merawat atau
membantunya di kala almarhum sakit menjelang kepergiannya.
Esok harinya, informasi yang
didapatkan pun semakin lengkap dan jelas. Ternyata almarhum bukanlah mahasiswa
biasa. Menurut testimoni yang pertama kali saya baca, almarhum merupakan sosok
yang mampu menempatkan perannya dengan seimbang..Meskipun Allah cuma memberinya
kesempatan utk berkarya di bangku kuliah selama 1 tahun, namun 1 tahun tersebut
telah ia pergunakan dengan sebaik-baiknya. Di akhir hayatnya tersebut, Alm
berhasil menorehkan prestasi di bidang akademisnya dengan IPK 3,95 –sebuah
nilai yang sangat jarang didapatkan untuk mahasiswa teknik-.. Bukan hanya itu,
beliau juga telah berkontribusi dengan baik di bidang kemahasiswaan sebagai
anggota PSDM Bema Polban dan aktif di UKM Assalam serta memiliki semangat
dakwah yang tinggi yang telah ia tularkan pada teman2nya. Bahkan, di akhir
usianya, Alm harus melepaskan amanahnya sebagai Ketua PPKK (Ospek Polban) 2012
yang harus ia tinggalkan karena waktu yang membawanya pergi..
[In
Memoriam-Alm Ujang Wahyudi Aero'11, Kader LDK Assalam, Staff PSDM BEMA POLBAN]
" Ujang Wahyudin meninggalkan kita dengan jejak prestasi yang cemerlang, semoga bisa menjadi contoh untuk yang lain. Beliau telah membuktikan tidak ada dualisme antara akademik dan organisasi (aktivis bem,rohis, LDK, Ketua PPKK dengan IPK 3,95)..." Mudah-mudah seluruh amal ibadahnya di terima oleh Allah SWT dn di Ampuni Seluruh kesalahan2nya.. Amin ya robbal 'aalamiin.. Khushushon 'ala Ujang Wahyudin Bin Fulanah. " AllohumaghfirlaHu warhamHu Wa'aafiHi wa'fu 'anHu
Bandung, 1 Juli 2012
" Ujang Wahyudin meninggalkan kita dengan jejak prestasi yang cemerlang, semoga bisa menjadi contoh untuk yang lain. Beliau telah membuktikan tidak ada dualisme antara akademik dan organisasi (aktivis bem,rohis, LDK, Ketua PPKK dengan IPK 3,95)..." Mudah-mudah seluruh amal ibadahnya di terima oleh Allah SWT dn di Ampuni Seluruh kesalahan2nya.. Amin ya robbal 'aalamiin.. Khushushon 'ala Ujang Wahyudin Bin Fulanah. " AllohumaghfirlaHu warhamHu Wa'aafiHi wa'fu 'anHu
Bandung, 1 Juli 2012
Sebenarnya, prestasi dan karya
yang pernah Alm tinggalkan tsb jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang saya
tuliskan disini. Sosok lebih mendalam dapat teman2 baca pada tulisan ini. Yang
akan saya bahas disini adalah hikmah dan inspirasi yang dapat kita ambil dari
sosok seorang Ujang Wahyudin yang telah membuat Polban berduka pada 1 Juli 2012
lalu.
Dari segi prestasi yang telah
disebutkan di atas, saya pribadi merasa malu dan kagum dengan sosok almarhum.
Hal ini menjadi sebuah renungan bagi saya. Jika almarhum yang baru 1 tahun
mewarnai almamater Polban telah meninggalkan jejak yang begitu berarti bagi
teman-teman dan lingkungannya serta menginspirasi orang-orang yang belum
mengenalnya sekalipun, bagaimana dengan saya dan teman2 saya yang hampir 4
tahun telah diberi kesempatan untuk berkuliah di kampus ini bahkan tinggal
melewati Sidang TA dan Wisuda? Apa saja kontribusi yang telah kami tinggalkan?
Rasanya masih lebih banyak prestasi dan kontribusi yang telah almarhum berikan
dibandingkan dengan kami semua. :(
Kalau boleh jujur, ketika saya
membandingkan diri saya sewaktu berada pada kondisi almarhum saat ini (di akhir
tingkat 1), kualitas diri saya tidak lebih baik dari kualitas diri almarhum.
Ketika itu, dari sisi akademis, Alhamdulillah saya telah berhasil meraih IPK
dengan hasil yang sangat memuaskan, Namun, dari segi kontribusi dan organisasi,
saya masih kalah jauh dengan Alm. Saya hanya aktif di legislatif himpunan.
Untuk mewarnai keseluruhan himpunan, ketika itu saya masih belum mampu, apalagi
setingkat kampus. Ditambah lagi, saya memang memilih untuk aktif di internal
himpunan dan tidak bergabung dengan kemahasiswaan pusat di tingkat Kema, meskipun
dulu sempat mendapatkan tawaran tersebut. Dari sisi organisasi dakwah juga
berbeda. Kesamaannya mungkin hanya sama-sama dulunya aktivis dakwah sekolah.
Namun, almarhum telah mantap untuk berkontribusi di dunia dakwah kampus.
Sementara saya ketika itu masih fokus di dakwah sekolah dan memilih untuk pasif
di dakwah kampus. Saya baru benar-benar aktif di dakwah kampus ketika diamanahi
menjadi Penguin di tingkat 2. Benar-benar berbeda,,dan membuat saya semakin
malu ketika menyadarinya. Padahal jarak angkatan kami hanya 3 angkatan. Alm
berada di awal dunia perkuliahan dan saya berada di akhir dunia perkuliahan,
tapi sepertinya banyak hal yang harus saya perbaiki untuk memiliki akhlak dan
keteladanan seperti almarhum.
Setelah dicari tau lagi informasi
tentang almarhum,ada satu hal menarik yang baru saya sadari. Ternyata sewaktu
awal perkuliahan dulu, saya pernah berinteraksi dengan almarhum ketika angkatan
2008 menyelenggarakan Musyawarah Angkatan (Musang 2011). Ketika itu, saya
menjadi PJ peserta dan panitia kegiatan tersebut sehingga mereka yang telat
hadir harus menghubungi saya yang menjadi contact personnya untuk didata ulang.
Orang pertama yang meminta izin untuk datang telat ialah ikhwan yang aktif di
Rumah Pintar Kema Polban sehingga harus mengurus kegiatan tersebut karena
jadwalnya bentrok dengan acara Musang. Karena saya belum mengetahui nama
aslinya, saya pun mencatatnya di buku catatan saya dengan sebutan “Ikhwan
Rupin”. Setelah itu, beberapa orang lainnya pun menyusul mengabarkan permohonan
izinnya untuk datang terlambat di Musang ini.
catetan saya ketika itu.. |
Beberapa saat kemudian, Ikhwan
Rupin ini menghubungi saya kembali untuk menanyakan teknis kegiatan Musang (klo
ga salah). Dari situlah, beliau memperkenalkan nama aslinya karena harus didata
ulang sesuai dengan nama dan angkatannya. Saya pun langsung mencoret nama
“Ikhwan Rupin” menjadi “Ujang Wahyudin 2011”. Ketika itu, saya memang tidak
tahu siapa sosok beliau karena hanya berinteraksi dengan beberapa orang
tertentu yang berkoordinasi langsung dengan saya, perwakilan 2008. Namun,
setelah kejadian ini, dan ketika membuka catatan organisasi saya kembali,,saya
semakin terkejut melihat bahwa almarhum ternyata pernah menjadi peserta Musang,
suatu acara yang 2008 selenggarakan. Padahal selama ini, kami dari 2008 sendiri
tidak mengenali langsung anggota2 2011 karena konsentrasi kami di Tingkat Akhir
dan dunia wirausaha serta pekerjaan bagi sebagian dari kami.
Kisah tersebut tentunya menjadi
suatu inspirasi dan kisah yang berkesan buat kita semua yang telah
ditinggalkannya. Dari cerita di atas, dapat dilihat bahwa Alm memang sosok yang
bertanggung jawab. Alm menghormati kebijakan atau aturan dari suatu acara atau
organisasi tertentu. Meskipun baru menjadi anggota (dan mungkin juga sebagai
panitia teknis bersama teman2 2011nya), Alm memberikan kabar kepada panitia
atas ketidaktepatwaktunya untuk hadir. Sementara kita, mungkin seringkali
meremehkan hal tersebut, sengaja atau tidak sengaja untuk tidak memberikan
kabar kepada panitia jika tidak bisa hadir (atau telat) pada acara yang
mengundang kita (meskipun hanya menjadi peserta) padahal di saat yang sama para
panitia kebingungan dengan minimnya peserta yang hadir di acara mereka.
Itulah sedikit kisah yang saya
alami dengan kehadiran Alm. Memang hanya satu kisah, tapi sangat berkesan dan
menginspirasi untuk kita semua. Kepergian Alm telah memberikan berbagai
pelajaran bagi kita. Beliau membuktikan pernyataan Mario Teguh yang
mengungkapkan bahwa “kepribadian seseorang yang sebenarnya itu terlihat ketika
ia telah meninggalkan dunia itu”..dan memang seperti itulah kepribadian Alm
yang terungkap di hadapan kita, sosok mahasiswa teladan yang penuh prestasi
serta memiliki akhlak dan keteladanan yang luar biasa. Semoga kita pun bisa
mencontoh sikap dan jejak karya yang telah ditinggalkan oleh Alm. Benar kata
temannya yang mengatakan bahwa meskipun raganya telah pergi, namun jiwanya
masih tetap menghidupi orang-orang yang masih ada di dunia ini. Dan semoga saat
kita pergi nanti, kita pun bisa seperti beliau,,mampu menginspirasi orang-orang
hingga kepada orang yang belum pernah mengenalnya sekalipun semasa
hidupnya..Amiin..
dedicated
to Alm. Ujang Wahyudin, calon penerus bangsa yang sangat dicintai-Nya sehingga
dipanggil oleh-Nya dalam usia yang begitu muda..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar