Pertemuan resmi bareng personil salamers 2008 sebenernya udah berakhir
kemarin di Musyawarah Anggota. Secara resmi juga udah berakhir pula kontribusi struktural
kami semua dalam LDK kampus ini. Entah kenapa, rasanya sedih banget waktu tau
kondisi ini. Berjuang bareng mereka semua selama 2,5 tahun terakhir terasa
begitu singkat. Apalagi sebagian besarnya udah pada lulus duluan Oktober 2011
yg lalu dan yang tersisa di kampus hanya sekitar 5 orang yg masih harus
menyelesaikan studinya masing-masing setahun terakhir. Termasuk saya sendiri.
Awalnya sempet terpikir bahwa menjalani kehidupan di kampus tanpa temen2
seperjuangan seperti mereka kayaknya bakal berat banget. Kejenuhan dari dunia
mahasiswa tingkat akhir yang cukup complicated kayaknya jadi ga seimbang tanpa
adanya momen kebersamaan bareng mereka. Tapi setelah dijalani,
alhamdulillah-nya dunia tingkat akhir ini ga seberat yang dibayangin. Masih ada
keceriaan dari adik2 kelas baik di himpunan maupun di LDK yg bisa jadi
penyeimbangan kegalauan mahasiswa tingkat akhir.
Meskipun begitu, terkadang saya juga masih melankolis karena ditinggal
sama mereka semua. Pernah suatu hari, saya ngerasa kangen sekangen-kangennya
sama mereka semua. Inget masa-masa dulu yang setiap pulang kuliah langsung ke
ar-rasul atau ke mesjid Lukmanul Hakim untuk syuro bareng. Ngebahas
agenda-agenda di kampus. Ngebahas masalah-masalah seputar kampus dan internal
LDK sendiri. Belum lagi suasana yang sering cukup panas karena adanya
ketidaksepakatan antara pemikiran ikhwan dan akhwat. Hmm,jadi geli sendiri
nginget2nya. Bener kata Andrea Hirata, "Ajaibnya sang waktu, masa lalu
yang menyakitkan lambat laun bisa menjelma menjadi nostalgia romantik yang tak
ingin dilupakan." Seperti itulah yang saya rasakan. Momen-momen
kebersamaan bareng mereka semua yang seringnya terjadi miskom dan 'perang
dingin' antar ikhwan-akhwat jadi sesuatu yang unik dan tak ingin dilupakan
ketika mengingatnya kembali..
Hmm,jadi sedih sendiri juga ngingetnya. Klo lagi melankolis gini,
kadang2 ga terasa jadi pengen nangis juga ngingetnya. Uniknya, ketika tingkat
melankolis yg saya rasain makin tinggi, saya ngebuka fb dan ada satu
notification di grup DPA Assalam08. Seolah-olah Allah ingin menghibur dan
mengingatkan saya yg sedang melankolis, di sana ada tulisan penyemangat dari
ketua kami yg kebetulan jadi kadep di departemen yg jadi amanah terakhir saya
di sini..
"Dimana pun qta berada, qta adalah seorang da'i.
Sejauh apapun qta berada di luar lingkaran dakwah, qta tetap seorang da'i.
Dimana pun bagian bumi yang qta berpijak, Allah akan selalu melihat gerak terkecil yang qta lakukan maupun
gerakan hati kita.
Sahabat,,semoga kita tetap istiqamah,,saat bersama maupun kesendirian"
Jadi speechless sendiri ngebacanya. Ditambah lagi, korwat saya di departemen yang sama pun ngetag semua nama tim salamers08 di statusnya utk menyemangati kita semua yg udah terpisah di jalannya masing-masing. Ga kerasa, jadi terharu n hampir menangis jadinya.. >.<
"ketika Allah
mempersaudarakan orang-orang beriman, ia hanya ingin mangatakan bahwa komunitas
sosial kita harus diikat dengan cinta yang lahir dari iman. Hanya dengan begitu
kita bisa menentukan kekuatan perekat abadi, tembus masa dan ruang, dan bebas
dari berbagai perubahan situasi..(untuk saudara/i ku dimnapun klian berada
smoga tetap istiqamah berDakwah dalam perjalanan hidupnya,tetap jga ukhuwahnya
dan truslah saling mengingatkan antar saudaranya)"
Ya Allah, bener-bener kerasa banget sampe ke hati kalimat2 itu..Kalimat2
yg mereka tuliskan di fb ini bikin saya semakin ngerasa bahwa sejauh apapun
kita semua bertebaran di muka bumi, dari Sabang-Merauke bahkan ke ujung negara
lain yg mungkin akan kita kunjungi, tetep ga bisa misahin ikatan ukhuwah yg
pernah kami bangun dulu. Ikatan terkuat yg didasari oleh keinginan utk tetep
berpegang teguh dan berjuang di jalan-Nya, dengan cara kita dan kemampuan yg
kita miliki masing-masing. Semoga Engkau mempertemukan kita kembali di
surga-Mu..amiin.
Ternyata ada lagi kejutan menarik di masa melankolis yg saya rasain
beberapa hari terakhir ini. Beberapa hari setelahnya, saya menamatkan buku
Jalan Cinta Para Pejuang-nya Salim A Fillah. Di subjudul "Sergapan Rasa Memiliki"
saya nemuin kata2 yg dalem banget maknanya dan menjadi ujung dari pengobatan
rasa melankolis yg tiba2 menyerang diri saya..check this out..
"Di jalan cinta para pejuang, sejak awal kita mengikrarkan bahwa
kita semua milik Allah, dan hanya padaNya kita akan kembali. Maka dengan
sahabat yang paling mesra, dengan istri yang paling setia, atau anak-anak yang
berbakti, hubungan kita bukanlah hubungan saling memiliki. Allah hanya
meminjamkan dia untuk kita dan meminjamkan kita untuknya. Itu saja. Sudah
begitu besar karunia Allah bahwa kita ditakdirkan bersama. Atau pernah bersama.
Bersama di jalan cinta para pejuang.." (Salim A Fillah)
Subhanallah,,bener2 ya. Hakikatnya kita semua memang tidak memiliki apapun
di dunia ini. Semuanya cuma titipan. Sangat bersyukur ya Allah pernah
dipertemukan dan berjuang bersama orang2 seperti mereka. Rasa syukur yg
diungkapin bener2 blm bisa sebanding sama semua nikmat yg telah Engkau berikan.
Terutama nikmat iman dan islam serta rasa persaudaraan dan persahabatan ini..
"Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?" (QS 5:55)
p.s : quotes dari Salim A Fillah dalam tulisan ini didedikasikan utk
semua org yg pernah ngewarnain hidup saya n pernah berjuang bersama. Especially
for Bodz SIP, Dzatunnithawain, Salamers08, MPH Himakaps 08, greenbankers08,
keluarga besar tiganolapan, Pengurus OSIS-MPK 2008, Furqaners 08, Barudak
3ipa5, 2ipa 5 sampe OJO DBRONX3 n TJATOTET LKS LIII. Sangat bersyukur pernah
berjuang bersama kalian semua ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar