Menu

Selasa, 06 September 2011

Bumi Cinta : Perjuangan Mahasiswa Indonesia di Rusia

Berbeda dengan buku-buku karya Habiburrahman El Shirazy sebelumnya yang berlatar belakang di daerah Asia Tengah atau Indonesia, buku ini dari halaman pertama sampai terakhir mengisahkan perjalanan sang tokoh selama di Rusia. Dikisahkan, Muhammad Ayyas, seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menyelesaikan tesisnya dari kuliahnya di India ditugaskan oleh profesor pembimbingnya untuk meneliti lebih jauh bahan penelitiannya di Rusia. Pemuda yang pernah menyelesaikan kuliahnya di Madinah ini mengambil penelitian seputar kehidupan umat Islam Rusia di zaman Pemerintahan Stalin.

Kisah ini dimulai dari kedatangan Ayyas yang dijemput oleh temannya di bandara dan diantarkan menuju apartemen tempat Ayyas tinggal disana. Konflik dimulai ketika Ayyas mendapatkan dirinya berada di satu apartemen yang sama dengan 2 orang wanita yang memiliki latar belakang dan karakter yang jauh berbeda dengan Ayyas. Yang pertama adalah Yelena yang ternyata bekerja sebagai seorang wanita tuna susila yang tidak mengakui adanya Tuhan dan berada dalam deretan atas orang2 yg memiliki pekerjaan yg sama dengannya. Sementara seorang lagi ialah Linor, seorang musikus yang ahli biola namun sangat membenci Islam yang akhirnya diketahui sebagai salah satu agen Yahudi profesional. Konflik pun semakin meruncing ketika ternyata profesor pembimbing Ayyas di Rusia tidak bisa mendampinginya karena ada tugas lain sehingga ia harus dibimbing asisten profesor tersebut yang ternyata menaruh hati kepada Ayyas. Sanggupkan Ayyas mempertahankan keimanannya dan berhasil menyelesaikan penelitian di Rusia tepat waktu? Masalah apa lagi yang harus dihadapi oleh Ayyas selama berada di Rusia?

Untuk mengetahui jawabannya emang lebih baik ngebaca langsung kisah tersebut dalam bukunya Bumi Cinta. Saya pribadi terkesan dengan cerita kehidupan Ayyas disana. Ciri khas dari gaya penulisan Kang Abik pun sangat terasa di novel ini. Tulisan dekriptif mengenai cuaca dan kehidupan bebas Rusia begitu jelas digambarkan dalam cerita ini. Hal tsb membantu kita sebagai orang awam yang belum bisa membayangkan kondisi Rusia secara langsung. Dalam novel itu juga dijelaskan sejarah Rusia yang menjadi bahan tesis Ayyas. Yang saya sukai dari karya Kang Abik dalam setiap novelnya ialah adegan tokoh utama yang menjelaskan tentang Islam kepada lawan bicaranya yg belum paham akan hal tsb. Disini Ayyas dengan pemilihan kata yg cerdas dan netral dapat menjelaskan indahnya Islam dengan tepat kepada orang-orang disekitarnya sehingga membuka mata mereka tentang Islam. Di sini juga sang tokoh utama menjadi pembicara dalam seminar mengenai ketuhanan di Rusia. Meskipun ada yang agak kurang dalam adegan seminar tsb ketika ia menjatuhkan lawan bicaranya yg menganut paham atheisme.

Sama seperti  novel lainnya, dalam novel ini sang tokoh utama yang merupakan pemuda Muslim akan dihadapi dengan beberapa wanita di sekitarnya yang menuntutnya untuk lebih menjaga iman namun tetap dalam koridor kemanusiaan. Hal ini bisa kita lihat saat Ayyas harus menolong kedua temannya yg berada dalam kondisi kritis antara hidup dan mati. Sekilas, mungkin kita akan melihat kesamaan alur dan karakter tokohnya yang mirip dengan kisah di Ayat-Ayat Cinta. Namun dibandingkan dengan Ayat-Ayat Cinta, novel ini jauh lebih sulit ditebak alurnya (menurut saya pribadi ya) karena saya agak kaget dan sangat penasaran banget dengan kelanjutan cerita dari alur dalam kisah ini. Seperti kisah Linor yang merupakan agen Yahudi sehingga ia sangat membenci kaum nonYahudi (khususnya umat Muslim) namun ternyata latar belakang kehidupannya sangat erat dengan Islam yg akan terungkap di akhir kisah ini. Lagi-lagi, dibandingin sama AAC, novel ini lebih ngegantung ceritanya karena penyelesaian akhir dari masing-masing konflik ga terlalu diceritain panjang lebar. Ada 2 tokoh yg cukup penting dlm cerita ini tapi tidak dijelaskan secara rinci endingnya seperti apa.

Meskipun cukup ngegantung, novel ini tetep seru untuk dibaca karena konfliknya cukup kuat dibandingin dengan novel kang Abik yg lain. Apalagi novel ini juga merupakan hasil tafakur Kang Abik terhadap QS.Al-Anfal ayat 45-47 yg dituliskan di prolognya.

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud ria kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar