Dua kata lainnya selain dua kata yang disebutkan dalam judul
ini bagi saya adalah Penasaran dan Mengagumkan. Akibat adanya rasa penasaran
saya dengan film Indonesia pertama yang meraih penghargaan di luar negeri jauh
sebelum filmnya ditayangkan di negeri ini, saya pun berniat untuk segera menyaksikannya
di bioskop. Ditambah lagi, selama saya hidup, film ini juga jadi film pertama
yang serentak ditayangkan di luar negeri. Gak hanya di Indonesia tapi juga di New
York, Los Angeles, Chicago, San Fransisco, Washington DC, dan ke kota-kota lain
di Amerika Serika dan juga diputar di Australia, Kanada, Prancis, dan Jerman. Apalagi film ini memperkenalkan budaya
Indonesia bagi masyarakat lain di luar sana. Selama saya memperhatikan film
ini, Islam dan Silat-lah yang menjadi nilai tambah lain yang menarik perhatian
saya dibandingkan dengan sisi actionnya yang benar-benar membuat mata kita
tidak berkedip.Hal inilah yang membuat saya terus terkagum-kagum ketika
mengingat adegan film The Raid ini.
Film ini dibuka dengan adegan Rama (Iko Uwais) yang sedang melaksanakan shalat Subuh dan beberapa pemanasan lainnya untuk menghadapi hari penyergapan tim polisi terhadap bandar narkoba sekaligus penjahat dan pembunuh ini yang dipimpin oleh Tama (Ray Sahetapy). Setelah berpamitan dengan istrinya, adegan berpindah ke scene di dalam mobil khusus dimana Rama dan anggota pemula lainnya sedang di-briefing oleh pemimpinnya. Sebelum melekukan penyergapan ke dalam apartemen tempat boss mafia ini berada, tim polisi ini dibagi menjadi 2 kelompok. Sampai mereka bertemu kembali di dalam apartemen, operasi berjalan lancar dan sesuai harapan. Hingga akhirnya penyergapan mereka dikacaukan oleh laporan seorang anak muda yang membuat kepanikan dan ketegangan film ini semakin memacu adrenalin kita.
Melihat kerajaannya yang semula sunyi senyap dan penuh kedamaian versi boss mafian ini diganggu oleh pasukan tamu tak diundang, hati sang bos pun tidak tenang. Didampingi oleh kedua tangan kanannya, Andi (Donny Alamsyah) dan Mad Dog (Yayan Ruhiyan) , sang bos pun meminta bantuan lain utk menghabisi para tamu tersebut. Akhirnya, film ini pun menjadi semakin seru karena para penonton akan disuguhkan adegan-adegan laga antara para penjahat dan polisi dengan aksi yang tak terduga. Berbagai macam pertempuran yang membuat nafas kita tertahan ini dihiasi dengan adegan tembakan, silat, dan cipratan darah dimana-mana. Dari tembakan lewat snipper yang dapat memborbardir lawan dari jarak jauh, pisau yang menyayat tubuh-tubuh lawan, sampai aksi sparing 2 banding 1 antara Mad Dog dan 2 tokoh utama dalam film ini.
Di sisi lain, adegan silat menjadi inti dari laga film The Raid ini. Dengan misi untuk memperkenalkan budaya silat ke dunia internasional, saya rasa tim Merantau Film berhasil mewujudkannya. Apalagi kesuksesan The Raid sudah melampaui film pertama yang diproduksinya, Merantau. Silat sendiri juga cukup berbeda dengan bela diri lainnya sehingga dengan adanya film ini diharapkan makin banyak juga masyarakat yang mengenal silat dan mendalaminya
Film ini dibuka dengan adegan Rama (Iko Uwais) yang sedang melaksanakan shalat Subuh dan beberapa pemanasan lainnya untuk menghadapi hari penyergapan tim polisi terhadap bandar narkoba sekaligus penjahat dan pembunuh ini yang dipimpin oleh Tama (Ray Sahetapy). Setelah berpamitan dengan istrinya, adegan berpindah ke scene di dalam mobil khusus dimana Rama dan anggota pemula lainnya sedang di-briefing oleh pemimpinnya. Sebelum melekukan penyergapan ke dalam apartemen tempat boss mafia ini berada, tim polisi ini dibagi menjadi 2 kelompok. Sampai mereka bertemu kembali di dalam apartemen, operasi berjalan lancar dan sesuai harapan. Hingga akhirnya penyergapan mereka dikacaukan oleh laporan seorang anak muda yang membuat kepanikan dan ketegangan film ini semakin memacu adrenalin kita.
Melihat kerajaannya yang semula sunyi senyap dan penuh kedamaian versi boss mafian ini diganggu oleh pasukan tamu tak diundang, hati sang bos pun tidak tenang. Didampingi oleh kedua tangan kanannya, Andi (Donny Alamsyah) dan Mad Dog (Yayan Ruhiyan) , sang bos pun meminta bantuan lain utk menghabisi para tamu tersebut. Akhirnya, film ini pun menjadi semakin seru karena para penonton akan disuguhkan adegan-adegan laga antara para penjahat dan polisi dengan aksi yang tak terduga. Berbagai macam pertempuran yang membuat nafas kita tertahan ini dihiasi dengan adegan tembakan, silat, dan cipratan darah dimana-mana. Dari tembakan lewat snipper yang dapat memborbardir lawan dari jarak jauh, pisau yang menyayat tubuh-tubuh lawan, sampai aksi sparing 2 banding 1 antara Mad Dog dan 2 tokoh utama dalam film ini.
Konflik yang muncul pun beraneka ragam. Bukan hanya sekedar penyergapan
tim polisi dengan bandar mafia narkoba tetapi juga bumbu-bumbu lainnya yang
biasa terlihat dari suatu film. Adanya pengkhianat dari tubuh polisi sendiri
dapat meningkatkan rasa penasaran para penonton meskipun jawabannya tidak
terlalu dijelaskan di akhir cerita. Konflik yang paling menarik perhatian saya
adalah adanya rasa persaudaraan diantara Rama sebagai tokoh utama film ini
dengan Andi sang tangan kanan mafia yang keduanya membela satu sama lain di
sepanjang film. Di samping itu, meskipun secara keseluruhan film ini bersifat
gelap dan cukup sadis dengan kekerasan yang terjadi di dalamnya, terdapat
beberapa adegan dan dialog yang dapat membuat kita tertawa karena kepolosan
celetukan yang dikeluarkannya. Misalnya saja adegan Rama yang masuk ke dalam
kamar salah seorang penghuni apartemen sambil berantem dengan penjahatnya tapi
hanya ditanggapi dengan dingin oleh sang perempuan sementara pasangannya
terkaget-kaget karena ada polisi dan penjahat yang memasuki kamar mereka.
Dibandingkan dengan film action internasional
yang memiliki banyak setting dan ditemani keunggulan teknologi tinggi, film The
Raid ini memiliki fokus utama yang cukup simpel tapi berhasil dibuat menarik
dengan aksi laga di dalamnya, yaitu bagaimana caranya supaya sang bos mafia itu
berhasil ditangkap dan akankah semua tim polisi berhasil selamat keluar dari
apartemen tersebut. Seperti yang dapat ditebak, aksi Iko Uwais di film ini
mampu menghipnotis kita dan menjadi tokoh jagoan yang berhasil mengalahkan
banyak lawan dan menyelamatkan pemimpinnya.
Yang menarik disini adalah sikap Rama yang mampu mengalahkan
lawan-lawannya tersebut karena memiliki 2 kelebihan yang diungkapkan pada judul
ini : Islam dan Silat. Meskipun terlihat simpel dan mungkin biasa saja bagi
penonton lainnya, adegan Shalat Subuh yang menjadi pembuka film ini memiliki
kesan mendalam bagi saya. Apalagi film ini ditayangkan di dunia internasional.
Saya pikir dengan adanya adegan tersebut dapat menghilangkan asumsi masyarakat
di luar sana yang masih mengaitkan antara Islam dengan teroris. Jika dulu
film-film tokoh yang ada adegan shalat atau takbirnya dikatakan teroris, maka
di film ini, tokoh tersebut beraksi menjadi jagoan dan mengalahkan
penjahat-penjahat yang ada dengan rasa kemanusiaan dan kecerdasan yang tinggi.
Tokoh Rama disini tidak sekedar jago silat juga tapi juga menolong penghuni
apartemen dan teman-temannya yang terluka serta mampu mengobatinya.
Di sisi lain, adegan silat menjadi inti dari laga film The Raid ini. Dengan misi untuk memperkenalkan budaya silat ke dunia internasional, saya rasa tim Merantau Film berhasil mewujudkannya. Apalagi kesuksesan The Raid sudah melampaui film pertama yang diproduksinya, Merantau. Silat sendiri juga cukup berbeda dengan bela diri lainnya sehingga dengan adanya film ini diharapkan makin banyak juga masyarakat yang mengenal silat dan mendalaminya
Sementara itu, salah satu dialog favorit saya yang juga menjadi kunci
dari ending film ialah ketika Rama “ditangkap” Andi untuk segera meninggalkan
apartemen ini. Ketika itu, Andi menyuruh Rama untuk segera pergi dan mengganti
seragam polisinya. Tapi Rama menolak dan mengatakan “ini pas buat gue!” dan
memang Iko Uwais memang pantas memerankannya di film ini :). Di akhir cerita,
Andi pun berhasil mengantarkan Rama meninggalkan apartemen tapi tidak begitu
dengan Rama. Rama tidak berhasil membawa abangnya pulang karena alasan yang
sama, Andi merasa pas dengan tempatnya sekarang, di apartemen itu, dengan para
pelaku kriminal yang lain. Ironis memang. Tapi inilah ending yang menarik,
karena pada akhirnya kakak beradik ini menghargai pilihannya masing-masing,
meskipun salah satu dari mereka memilih tempat yang salah.
saya berharap di serial berikuntnya pertarungan antara andi dan rama..hmm...
BalasHapusbtw film ini film action indonesia pertama yang buat saya kagum abis..sisi emosionalny ada, actionny pasti, juga karakter tokoh2nya..!
sukses film indonesia