"Hidupku selama ini membuat aku insaf untuk menjinakkan hidup, 'mantra' man jadda wa jadda saja ternyata tidak cukup sakti. Antara sungguh-sungguh dan sukses itu tidak bersebelahan, tapi ada jarak. Jarak ini bisa hanya satu sentimenter, tapi bisa juga ribuan kilometer. Jarak ini bisa ditempuh dalam hitungan detik, tapi juga bisa puluhan tahun.
Jarak antara sungguh-sungguh dan sukses hanya bisa diisi dengan sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung yang paling ujung. Sabar yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan seakan-akan itu sebuah keajaiban dan keberuntungan. Padahal keberuntungan adalah hasil kerja keras, doa, dan sabar yang berlebih-lebih.
Bagaimanapun tingginya impian, dia tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup sudah digelung oleh nestapa akut. Hanya dengan sungguh-sungguhlah jalan sukses terbuka. Tapi hanya dengan sabarlah takdir itu terkuan menjadi nyata. Dan Tuhan selalu memilihkan yang terbaik dan paling kita butuhkan. Itulah hadiah Tuhan buat hati yang kukuh dan sabar.
Sabar itu awalnya terasa pahit, tetapi akhirnya lebih manis daripada madu. Dan alhamdulillah, aku sudah meneguk madu itu. Man shabara zhafira. Siapa yang sabar akan beruntung.
AF, di puncak Saint Raymond. 14 Desember 2010"
Tulisan ini saya baca 2 tahun setelahnya,pada tanggal 23 Januari 2012 dalam perjalanan ke Bandung tepat ketika keluar dari tol Pasir Koja setelah merefresh diri dari akhir UAS menuju persiapan Seminar Proposal TA. Sebuah tulisan dari buku yang bener2 menggugah hati saya dan menginspirasi saya untuk terus memperjuangkan mimpi dan merasakan manisnya kesabaran. Buku kedua dari trilogi 5 Menara ini dapat menjadi asupan gizi yang begitu ampuh bagi mereka para pejuang mimpi. Sulit terungkapkan dengan kata2,,buat yg belum baca silahkan menikmati sendiri petualangan Alif dalam mengejar mimpinya di buku kedua ini..Really inspiring and very recommended book :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar