*repost dari note fb*
Kawan,waktu perkuliahan kemarin, saya dan teman2 sekelas terdiam membisu  karena dikejutkan oleh sebuah berita mengenai facebook dari dosen  kami.Kebetulan temen saya juga ada yg memberi info tsb secara langsung d  fb ini,karena itu saya sengaja ingin sharing k temen2 di note ini.
tulisan ini sumber sebuah blog.smoga bermanfaat..
"Pernah mendengar tentang sebuah tempat di mana orang-orang menyampaikan  keluhan-keluhannya, doa-doanya, harapan-harapannya, hingga semua hal  yang ada dipikirannya, ia tumpahkan di tempat itu? Pernah? Simbah tidak  sedang membicarakan Masjid, lho? Tempat yang simbah maksud ini adalah  sebuah tembok…
Gimana? Sudah tahu?
Ya, tempat itu bernama Tembok Ratapan (Wailing Wall). Tembok Ratapan  terletak di Palestina dan kini dicaplok oleh Israel. Terlepas dari  kontroversi akar sejarahnya yang diklaim sebagai bagian dari Haikal  Sulaiman, ataupun indikasi kuatnya sebagai bagian dari propaganda zionis  untuk menguasai al-Aqsa dan legitimasi politik atas pendudukan mereka  di Al-Aqsa, saat ini masyarakat internasional mengenalnya sebagai Tembok  Ratapan.
Tembok Ratapan adalah tempat yang dianggap penting dan suci oleh orang  Yahudi. Awalnya ia hanya dikenal sebagai Tembok Barat, tetapi belakangan  disebut "Tembok Ratapan" (Wailing Wall) karena di sana orang Yahudi  berdoa dan meratapi dosa-dosa mereka dengan penuh penyesalan. Selain  berdoa dan meratap, mereka juga meletakkan doa mereka yang ditulis pada  sepotong kertas yang disisipkan pada celah-celah dinding itu. Mereka  juga berdoa dan mengharapkan datangnya Messiah sang penyelamat.
Tembok ratapan itu kini masih berdiri, dan masih banyak orang datang ke  sana untuk berdoa dan meratap, sekaligus menuliskan harapan-harapannya  lalu menyelipkannya ke dinding-dinding tembok itu. Nah, kini ada sebuah  tembok baru yang dibuat di luar tembok ratapan itu. Jika yang datang ke  tembok ratapan sebagian besar adalah orang-orang yahudi, maka di tembok  baru itu, yang datang meratap bukan saja orang-orang yahudi, tetapi juga  orang-orang Muslim dan orang-orang umum. Mereka dengan leluasa meratap,  mengeluarkan keluh kesahnya, menuliskan harapan-harapannya, dan  menghaturkan doa-doanya. Bahkan, jika Tembok Ratapan di Palestina hanya  sedikit pengunjungnya, itu pun tidak setiap hari, maka tembok yang baru  ini selalu dipenuhi oleh pengunjung dari segala penjuru dunia tiap  harinya. Bahkan ada yang setiap hari tidak pernah meninggalkan tembok  baru ini saking khusyuknya ibadah mereka di tempat itu.
Meski begitu, ia tidak pernah sesak, para pengunjungnya bisa dengan  leluasa mengunjungi tembok-tembok itu. Bahkan, mereka diberikan  kemudahan dengan dibebaskannya mereka membuat privatisasi pada sebagian  tembok tertentu. Mereka bisa menuliskan harapannya, menyelipkan keluh  kesah dan doa-doa panjangnya di dinding-dinding tembok itu, bahkan kini  mereka juga dapat menyelipkan foto-foto diri mereka. Mereka juga dapat  berinteraksi dengan pengunjung lain yang juga menjadi peratap di tembok  itu. Kadang, mereka saling bertukar komentar atas keluhan, harapan, doa,  atau sekadar celoteh kecil yang disisipkan di dinding mereka. Begitu  mudah, begitu akrab, dan begitu alami…
Ya.. tahukah kalian? Kini, tembok ratapan itu bernama Facebook!!! Di  Facebook, kita mengenal istilah wall/dinding. Di sana kita biasa  mencurahkan isi kepala kita, harapan, doa dan sebagainya. Secara  konseptual, ini sama dengan konsep tembok ratapannya orang yahudi.  Bedanya, tembok ratapan kita itu adalah tembok maya, sementara tembok  ratapan orang yahudi itu bersifat nyata.
Ya, di sini kita bisa melihat bagaimana orang yahudi itu mengamalkan  ajaran agamanya, bahkan sampai di dunia maya. Bukankah pemilik dan  penggagas facebook ini adalah orang yahudi?
Nah, selamat datang di era peribadatan virtual. Tetapi bukan itu saja,  dinding-dinding itu kini memiliki banyak nama baru… ia bisa jadi MP,  Twitter, dsb..
Nb: hasil elaborasi dari status seseorang di facebook
sumber = http://farikhsaba.multiply.com/"
Cukup mengagetkan bukan? Lalu gimana kita menyikapinya?
Dari hasil diskusi bareng temen2 slama ini,saya menyimpulkan bahwa kita  sebaiknya menggunakan fb ini dgn proporsional alias jgn berlebihan  banget.
Facebook ini cuma alat.Kita sebagai manusia diberikan pilihan untuk  menggunakannya dengan baik, apakah menggunakannya sampai menjadi candu  bagi diri kita sehingga kita smpai lupa waktu dan amanah lain krn  menggunakan fb tiap detiknya atau menggunakannya secara berkala dgn  menyebarkan kebaikan2 melalui media di fb ini.smuanya kembali lagi  kepada kita...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar