Jumat, 18 April 2008.
Saat itu semua angkatan 2008 berkumpul di  aula untuk menghadiri acara  doa bersama menjelang UN 2008 yang akan  berlangsung minggu depannya.  Suasana haru, menyesal, sedih, berat  berpisah bercampur aduk di hari  itu. Sepanjang mata memandang hanyalah  terlihat mata orang2 yang  berkaca2 dan pelukan hangat dari seorang  teman beserta ucapan maaf dan  doa yang tulus yang keluar dari bibir  mereka.
Sabtu, 18 April 2009.
Sebuah mobil berhenti  mendadak di jalur yang seharusnya bukan tempat  yang tepat untuk  berhenti karena melihat seorang teman yang naik motor  dari arah yang  berlawanan. Dengan cepat, sang bapak tersebut keluar dari  pintu mobil  dan menghentikan motor temannya itu. Beberapa detik  kemudian mereka  berdua langsung berpelukan menyambut masing2 temannya  yang sudah  bertahun-tahun
tidak bertemu.
Senin, 18 April 2011
Seluruh  siswa kelas 3 SMA sedang berkutat dengan soal-soal ujian yang akan  menentukan masa depannya nanti. Perasaannya begitu campur aduk, tegang,  deg-degan, dan khawatir dapat dirasakan oleh sebagian besar siswa  tersebut. Berbagai harapan dan doa dipanjatkan oleh orang-orang yang  mendukung mereka selama ini.
Ketiga momen tsb 
sama2  terjadi di tanggal yang sama dan sama2 membawa kesan haru  bagi orang  yang melihatnya. Bedanya tahun kejadiannya berbeda dan  penyebab rasa  harunya juga berbeda. Kalau kondisi yang pertama  disebabkan oleh rasa  berat untuk berpisah dengan teman2nya yang sudah  mewarnai masing2  kehidupan orang2 di sana selama 3 tahun bersama. Juga  karena rasa maaf  yang begitu dalam untuk para guru yang senantiasa  membimbing mereka  meskipun seringkali mereka mengecewakan  guru-gurunya. Kondisi kedua  disebabkan karena rasa rindu yang  begitu dalam setelah bertahun - tahun  dipisahkan oleh kesibukan masing2  dalam menjalani pekerjaan dan  membimbing keluarganya dan mereka  dipertemukan dalam acara Temu Alumni  sebagai rangkaian acara Dies  Natalies almamaternya. Sedangkan kondisi  yang ketiga menggambarkan perjuangan siswa-siswa di akhir penghujung  sekolahnya untuk meraih tiket menuju masa depan yang dicita-citakannya.  Kondisi terakhir mungkin cukup berbeda dgn 2 kondisi sbelumnya. Namun  kondisi terakhir ini telah menimbulkan suatu momen yang mengesankan dan  menentukan kita semua yang pernah melewatinya.
Satu hal  yang bikin saya jadi terenyuh melihat ketiga kondisi tadi, betapa   cepatnya waktu ini berputar. Sewaktu mengenang kondisi pertama, saya   tersadar bahwa seperti baru kemarin saya berpelukan dan saling   mengucapkan maaf dengan keluarga saya di SMA. Dan saat mengenang hal   itu, saya baru saja menyaksikan peristiwa yang mungkin akan saya alami   beberapa tahun lagi. Sekarang saya harus berada di ’rel’ yang berbeda   dgn teman2 saya dulu, tapi esok hari kami smua akan berkumpul mengenang   keceriaan masa SMA dulu dan menyusun rencana masa depan bersama-sama.   Sekarang saya dan teman2 sedang bekerja keras di masa kuliah ini, tapi   esok hari kami smua juga akan bertemu kembali dengan perasaan bangga dan   terharu melihat hasil dari kerja keras kami semasa kuliah. Kami smua   akan berkumpul sambil menceritakan pengalaman masing2 dgn keluarga   barunya dan bernostalgia dengan eksperimen2 kenakalan masa remaja saat   ini.
Hmm,,kalau membayangkan masa-masa itu, kita pasti  akan tersenyum saat  berkhayal dan mereka-reka kehidupan kita di masa  depan. Ada yang udah  jadi direktur perusahaan tingkat nasional. Ada  yang jadi dokter. Ada  yang jadi manajer bank. Ada yang jadi duta besar  di negeri lain. Ada  yang jadi pengacara. Ada yang jadi peraih nobel.  Ada yang tersenyum geli  mendengar keluhan guru anaknya yg dulunya jadi  soulmatenya di masa  sekolah. Ada yang tersenyum bangga karena sang  presiden yang sedang  berpidato itu pernah jadi bosnya di suatu  organisasi sekolah. Ada yang  berhasil mewujudkan tugas business plan  saat kuliah dulu. Ada yang  menggeleng-gelengkan kepala karena melihat  dua temannya yang dulu sering  saling ‘berperang’ sekarang malah jadi  suami istri. Ada pula yang  tersenyum bahagia karena pasangan hidupnya  saat ini adalah teman yang  paling susah ditaklukkan dan paling  diharapkan selama masa remaja dulu..  Ada yang.. ada yang… ada yang… dan  yang lainnya.. ^^
Jadi geli sendiri waktu bikin alinea  tadi.hehe. ya, tapi memang  begitulah kawan. Masa depan itu emang  misteri. Terkadang kita ingin  cepat2 ke masa depan  karena sudah muak  dengan kesulitan2 dan rintangan2  yang ada saat ini. Tapi yang pasti  masa depan itu bisa kita ciptakan  dari sekarang asal kita tekun,  konsisten, istiqomah, dan pantang  menyerah dalam menjalani kehidupan  ini. Karena satu hal kecil yang kita  lakukan saat ini dapat memberikan  perubahan besar di kemudian hari..
Quotes :
”Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok... ” (Q.S Luqman : 34)
”Ajaibnya  sang waktu, masa lalu yang menyakitkan lambat laun bisa  menjelma  menjadi nostalgia romantik yang tak ingin dilupakan.” (Andrea  Hirata)
”Kenapa  ada masa lalu yang indah? Karena ada masa depan yang lebih  indah.  Janganlah terlena dengan kenangan-kenangan indah masa lalu.  Angkat  kepalamu tatap masa depan, tapaki dengan percaya diri. Seberat  apapun  realita hidup ini, jangan coba untuk melarikan diri.” (Smapuchi)
dedicated  to : sahabat2 dan keluarga angkatan 2011 yang sedang berjuang keras  untuk mendapatkan tiket terbaik menuju masa depannya..tetep  semangat,sahabat..keep SPIRIT...!!! ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar