Menu

Sabtu, 23 Maret 2013

Mencari Dengan Radar Iman

"ku bahagia kau telah terlahir di dunia
dan kau ada diantara milyaran manusia
dan ku bisa dengan radarku menemukanmu.."
(Perahu Kertas - Maudy Ayunda)

Hayoo,,siapa yang ga tau lirik lagu di atas? Saya yakin mayoritas dari kita udah familiar sama lirik tadi..Sebuah lagu yang menjadi soundtrack dari film yang sama dan sempet jadi top hits plus top movie di Indonesia ketika itu..Lagu ini sempet populer kembali setelah dinyanyiin sama Fathin, salah satu finalis X Factor Indonesia yang fenomenal.

Tulisan saya kali ini ga akan ngebahas ttg film Perahu Kertas ataupun X Factor Indonesia itu sendiri, tapi tentang makna yang mendalam di balik lirik di atas (sesuai penafsiran saya pribadi tentunya..hehe) dalam rangka berupaya untuk mengutuhkan sayap dan menyempurnakan agama kita.. #eeaaa :p

Bicara tentang jodoh atau pasangan hidup emang ga akan ada habisnya. Dari mulai obrolan singkat sama temen2 via langsung atau via media perantara, dari kultweet sampe buku2 ttg cinta, sampai seminar-seminar singkat dan training2 khusus utk mempersiapkan pernikahan. Sampe kita menemukan orang yang tepat di waktu yang tepat nantinya, obrolan tentang hal ini tentunya akan selalu menarik dan menimbulkan misteri tersendiri (karena saking penasarannya maksudnya).

Berbagai macam cara ditempuh untuk menemukan tulang rusuk atau pemiliknya yang telah ditetapkan setelah kita berumur 40 hari di dalam rahim ibu kita. Bahkan yang semakin menarik, kita ga pernah tau kapan atau dengan siapakah kita dipertemukan dengan jodoh kita. Ada yang ternyata adik kelasnya sendiri seperti kisah Habibie & Ainun, teman kecilnya seperti Shinichi & Ran Mouri (lho?), partner atau salah satu timnya di organisasi atau komunitas tertentu, rekan kerja di kantornya, temen sekelasnya, bahkan ada yang baru pertama kali ketemu lewat perantara orang-orang yg mereka percayai dan ga sedikit juga yang bertemu di media sosial atau dunia maya. Dengan siapapun kita dipertemukan, pastikan bahwa cara yang kita ambil untuk menjemput penyempurna agama kita dengan cara yang diridhai-Nya. Kenapa? karena untuk mendapatkan suatu hal yang baik tentunya harus lewat cara yang baik juga kan ya? 


Alhamdulillah saat ini udah banyak para inspirator dan edukasi mengenai cara menjemput jodoh yang sesuai aturan Islam dan fitrah manusia bahwa bentuk dari memuliakan calon pasangan hidup kita itu dengan menikahinya sehingga segala bentuk interaksi sebelum menikah yang tidak diridhoi-Nya seperti pacaran, HTS-an (Hubungan Tanpa Status), TTM-an (Teman Tapi Mesra), dkk bisa dihindari. Apalagi saat ini tema2 untuk menghindari VMJ alias Virus Merah Jambu bukan hanya diperbincangkan diantara sesama aktivis mesjid seperti beberapa tahun ke belakang tapi juga udah menjadi trend di kalangan umum dan aktif diperbincangkan di dunia maya. Ditambah lagi ilmu-ilmu itu bisa didapetin dgn mudah dan udah ga tabu lagi untuk dibahas di muka umum. Kita bisa menyimaknya secara langsung dari pakar-pakar pernikahan dan akun-akun twitter Islami yang ngebahas ttg pernikahan itu sendiri. Misalnya aja @tweetnikah yang selalu menyentil para jomblo untuk segera mengutuhkan sayapnya dengan bukunya yang unik "Aku, Kau, dan KUA"; Ustad @felixsiauw yg paling tegas dlm menyentil para remaja yg masih berpacaran atau interaksi sejenisnya dgn bukunya "Udah Putusin Aja"; Pakar pernikahan @noveldy yg rajin membagi wawasan & pengalaman rumah tangganya di berbagai seminar dgn bukunya "Menikah untuk Bahagia"; pasangan romantic couple sesama alumni Muda Mulia @canunkamil yg lulusan FK Unpad 08 ini dgn istrinya yg unyu bgt teh @fufuelmart yg selalu berbagi tips dan ilmu2 pre-marriage yang telah dituangkan dalam bukunya "Menikah itu Mudah"; serta berbagai tokoh lainnya yang bisa temen2 cari di om Google.hehe. Kehadiran para tokoh2 di atas tentunya membawa suatu kebangkitan akhlak Islami di kalangan remaja yang semakin aware utk menuju pernikahan yg mulia dgn memantaskan diri pada Sang Pemilik Seluruh Manusia daripada sekedar memantaskan diri pada calon yg didamba apalagi jika langkah tersebut dilalui dgn pacaran atau interaksi yg mengotori hati lawan jenis lainnya.

Balik lagi ke judul awal, tulisan saya kali ini ga akan ngebahas ttg cara menjemput sang pemilik tulang rusuk bagi para perempuan atau mencari tulang rusuknya yang hilang bagi para laki-laki, karena tentang itu semua udah dibahas dengan panjang lebar oleh para tokoh inspirator di atas (buka aja twitter & favorites2nya.hehe). Di sini saya cuma ingin cerita tentang radar yang paling utama dalam menentukan pasangan hidup. Bukan dengan radar Neptunus seperti yang dilakukan Kugy dalam mencari Keenan. Bukan juga dengan radar kepolisian seperti yang dilakukan Takagi dalam menaklukkan Miwako dalam serial Detective Conan. Tapi radar yang telah menyatukan Ali bin Abi Thalib dengan putri Rasulullah, Fatimah Az Zahra melalui radar tertinggi yang seharusnya selalu disyukuri oleh setiap manusia karena berharganya hal itu yaitu keimanan dan ketakwaan kita sebagai umat Muslim.

Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, (atau) karena agamanya. Pilihlah yang beragama, maka kau akan beruntung”. (H.R Abu Hurairah)
Seperti umumnya yang kita tahu, kisah cinta antara Ali dan Fathimah telah menjadi salah satu inspirasi bagi para remaja dalam membuktikan cintanya pada lawan jenis dengan ketaatan yg tinggi pada Sang Pencipta. Dalam buku "Jalan Cinta Para Pejuang", Salim A Fillah telah mengisahkan dengan indah kisah kedua sejoli ini dalam subjudul "Mencintai Sejantan Ali". 
"Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tidak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar oleh lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi, Abu Bakar ash Shiddiq. Ketika itu, Ali telah ikhlas dan mengutamakan Abu Bakar atas dirinya dan mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintanya. Beruntungnya sang pemuda ini, ternyata lamaran Abu Bakar ditolak oleh Rasulullah saw. Hingga kemudian hari, sahabat Nabi yang lain yaitu Umar bin Khatab mengajukan dirinya untuk melamar putri Rasulullah itu. Disertai dengan pengorbanan cinta Ali yang sadar atas kemampuan dirinya dibandingkan dengan Umar, ia pun rela jika Fathimah menikah dengan putri sang Nabi. Tetapi ternyata lamaran Umar pun ditolak sehingga Ali pun semakin kebingungan, sosok seperti apakah yg Rasul harapkan untuk dapat mendampingi putri tercintanya itu? Sahabat-sahabat yang lain pun membesarkan hati Ali dan mendorongnya untuk mencoba mengajukan diri. Ali pun berangkat menemui Rasulullah. Tak disangka, ternyata Rasulullah sangat menyambut lamaran lelaki pertama yg masuk Islam ini, dan akhirnya Ali pun menikahi Fathimah dengan menggadaikan baju besinya, dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi  Abu Bakar, Umar dan Fathimah."
Menarik bukan. Dalam kisah yang lain diceritakan pula bahwa Fathimah juga sudah menyukai Ali sejak lama. Namun keduanya berhasil mencintai dalam diam di bawah ketaatan untuk mengutamakan cinta pada Sang Kuasa hingga keduanya menyatu pada cinta yang halal yang dinaungi pada ikatan pernikahan. Sebagian dari kita mungkin ada yang bertanya-tanya pula. Kisah itu terjadi pada masa Rasulullah masih ada ketika orang-orang di sekitarnya memiliki ketaatan yang luar biasa dibandingkan dengan generasi masa kini, mungkinkah kisah seperti itu terjadi di saat ini?

Jawabannya tentulah mungkin saja. Karena pada dasarnya mereka juga manusia biasa yang dikaruniai perasaan cinta dan kasih sayang terhadap lawan jenis. Ditambah lagi aturan yang mengikat kita sebagai bentuk kepasrahan diri pada Allah swt juga masih sama seperti 14 abad yang lalu. Yang membedakannya mungkin tingkat kecanggihan yang digunakan para setan untuk menggoda manusia sehingga semakin tinggi daya tahan iman dan ketaatan kita yang harus bisa melawan itu semua. Sekarang tinggal kita yang kembali memilih, ingin tetap mengikuti godaan setan yang menjadikan indah pandangan apapun di mata manusia atau tetep mempertahankan diri meningkatkan radar keimanan dan kepantasan diri pada-Nya untuk menemukan belahan jiwamu? Selamat memilih :)

"Jika preman saja tak sudi dikejar-kejar, apalagi laki-laki shaleh, pintar, baik hati, setia, calon ayah teladan se-dunia. Menginginkan kelak mendapat suami shaleh? Maka jadilah shalehah yang punya harga diri, berkualitas dunia akhirat, tahu bagaimana menjaga kehormatan dan kemuliaan dirinya. Bersembunyilah dengan aman, maka cinta sejati itu akan mencarimu dengan iman"
(Mang Ibam's tumblr)
"Membiarkanmu yakin dgn dirimu 'tuk memilihku atau meninggalkanku, bukan karena siapa aku siapa kamu.. Tp karena Allah yg menggerakkanmu.. :)  (@Sahabatlovers)

"Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti Ali. Ia mempersilakan atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan dan yang kedua adalah keberanian. Dan bagi pencinta sejati, selalu ada yang manis dalam mencecap keduanya. Di jalan cinta para pejuang, kita belajar untuk bertanggung jawab atas setiap perasaan kita" (Salim A Fillah)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar